Jual Semangka Volcano F1 Murah Benih Semangka Non Biji Unggulan

jual beli, beli, benih, bibit, semangka, non biji, semangka non biji, termurah

Beberapa hama dan penyakit selalu menjadi ancaman dalam budidaya semangka non biji. Beberapa contohnya yaitu :

  1. Thrips

Thrips merupakan hama yang sudah sering menyerang berbagai tanaman, dan semangka pun menjadi salah satunya.

Ini karena hama thrips tergolong sebagai hama polifag (pemangsa yang memakan segala jenis tanaman), sehingga serangannya menyebabkan banyak kerugian untuk petani. Ukuran panjangnya berkisar antara ± 1 – 1,2 cm. Tubuhnya berwarna hitam dan terdapat garis merah.

Di fase nimfa, hama thrips memiliki warna tubuh putih kekuningan dan tidak memiliki sayap. Sesudah dewasa hama thrips memiliki sayap dan rambut yang berumbai – umbai.

Siklus hidupnya berlangsung selama 3 minggu. Dalam setiap koloni biasanya hama thrips akan menghasilkan antara 80 – 120 butir telur. Hama thrips akan aktif menyerang pada malam hari. Hal ini karena thrips tidak tahan terhadap sinar matahari, sehingga pada siang hari hama ini akan bersembunyi di balik daun.

Gejala serangan hama thrips diantaranya yaitu terdapat noda keperakan pada daun dimana lama kelamaan akan berubah warna menjadi coklat muda.

Beberapa cara untuk mengendalikan serangan hama thrips diantaranya seperti memusnahkan tanaman yang terserang dengan cara dibakar, melakukan rotasi tanaman, serta melakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif karbosulfan, fipronil, imidakloprid, dan abamektin sesuai dengan dosis

  1. Tungau Merah

Tungau merah hampir pasti bisa diumpai di seluruh bagian dunia. Hama tungau merah mampu menyebabkan kerusakan yang sangat besar dalam waktu yang singkat, sehingga harus ditangani dengan cepat.

Ukuran tubuh tungau merah biasanya kurang dari 1 mm, dengan warna tubuh bervariasi (hijau, orange, kuning, atau merah). Namun pada tungau dewasa umumnya memiliki warna merah atau merah kekuningan.

Gejala serangan hama tungau merah diantaranya yaitu terdapat titik – titik kecil berwarna terang yang lama – kelamaan akan berubah menjadi bercak berwarna hijau atau putih, daun berubah warna menjadi keperakan, dan pada serangan yang parah daun akan menjadi layu dan rontok.

Untuk mengatasi serangan hama kutu merah, cara yang bisa dilakukan yaitu menjaga kebersihan lahan tanam, menggunakan predator alami tungau merah, serta melakukan aplikasi akarisida berbahan aktif piridaben atau dikofol sesuai dengan dosis

Baca Juga : Mengenal Lalat Buah (Bactrocera SP.)

  1. Embun Tepung (Powdery Mildew)

Penyakit embun tepung disebabkan oleh serangan cendawan Leveillula taurica. Penyakit ini disebut dengan embun tepung karena terdapat massa jamur berwarna putih yang terlihat seperti serbuk tepung.

Penyakit embun tepung akan berkembang secara cepat jika kondisinya mendukung untuk perkembangan penyakit ini terpenuhi, seperti daerah dengan suhu hangat (15 – 32° C) dan tidak mendapat sinar matahari secara langsung.

Gejala serangan penyakit embun tepung biasanya mulai terlihat dengan adanya bercak – bercak berwarna hijau terang sampai dengan kuning terangpada bagian atas pemukaan daun tua, daun menjadi keriting, serta bercak berwarna kuning tersebut akan berkembang dan menyebabkan daun menjadi mati dan rontok.

Untuk mengatasi serangan penyakit embun tepung, cara yang bisa dilakukan yaitu mengurangi pemberian pupuk dengan kadar N tinggi, menjaga kebersihan lahan tanam, serta melakukan aplikasi fungisida sesuai dengan dosis

  1. Kutu Daun / Aphids

Kutu daun atau sering disebut juga dengan Aphids merupakan jenis serangga bertubuh kecil yang hidup secara berkelompok dan memakan getah tanaman.

Panjangnya berkisar antara ± 1 – 2 mm dengan warna tubuh bervariasi seperti hijau, hitam atau coklat. Selain sebagai hama, kutu daun juga bisa menjadi penebar virus untuk tanaman semangka.

Gejala serangan kutu daun diantaranya yaitu daun menjadi berkerut, adanya semut akibat kotoran yang dihasilkan kutu daun, serta pertumbuhan tanaman menjadi melambat.

Untuk mengatasi serangan kutu daun, cara yang bisa dilakukan seperti mengatur jarak tanam, menjaga sanitasi lahan tanam, mengambil hama kutu daun secara langsung dan memusnahkannya, serta melakukan aplikasi insektisida sesuai dengan dosis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *