Bahan Aktif Agus Melindungi Tanaman Dari Hama Berbahaya

agus insektisida, insektisida bahan aktif diafentiuron, manfaat insektisida agus, bahan aktif insektisida, bahan aktif diafentiuron

Contoh Hama Yang Menyerang Tanaman Akan Membuat Petani Merugi

agus insektisida, insektisida bahan aktif diafentiuron, manfaat insektisida agus, bahan aktif insektisida, bahan aktif diafentiuron
Jual Insektisida Agus Berkualitas Unggulan Harga Terjangkau | LMGA AGRO

Bermacam – macam serangan hama berbahaya pada tanaman budidaya dapat berefek negatif pada masa pertumbuhan tanaman, yang biasanya menjadi terganggu.

Dengan fase pertumbuhan tanaman yang terganggu, akan menurun drastis produktivitas hasil panennya serta kualitasnya akan cenderung lebih jelek.

Sehingga, petani perlu mengenali beberapa jenis hama berbahaya yang menyerang tanaman, serta dapat mengganggu fase budidaya, agar petani dapat segera menumpasnya.

Petani yang segera memusnahkan hama berbahaya yang menyerang tanaman, akan berdampak baik terhadap pertumbuhan tanaman yang berjalan sehat dan optimal.

Pada bawah ini merupakan contoh dari beraneka jenis hama berbahaya yang bisa menyerang tanaman serta dapat menghambat fase pertumbuhan tanaman tersebut.

Beberapa sasaran hama serta manfaat insektisida Agus 500 SC yang sudah terbukti nyata adalah  kendalikan hama :

Kutu Kebul

Hama kutu kebul merupakan salah satu jenis hama tanaman yang sering menjadi masalah bagi para petani dan kebun raya.

Kutu kebul atau banyak orang mengenalnya dengan kutu daun atau kutu hijau, merupakan serangga kecil yang memiliki tubuh lembut dan mulut pengisap.

Mereka sering menyerang pada berbagai jenis tanaman, termasuk sayuran, buah – buahan, serta tanaman hias.

Ciri hama kutu kebul adalah warna tubuhnya kebanyakan hijau, tetapi ada juga yang berwarna kuning, coklat, atau hitam.

Ukurannya relatif kecil, yaitu hanya berkisar 1 – 3 mm, membuat mereka sulit terlihat dengan mata telanjang.

Kutu kebul umumnya dapat hidup secara bergerombol pada permukaan bawah daun tanaman yang mereka serang.

Cara kerja kutu kebul adalah dengan menusuk jaringan tanaman serta menghisap cairan tumbuhan yang tinggi nutrisi, contohnya air dan gula.

Pada proses pengisapan ini, mereka juga mengeluarkan air liur yang mengandung zat perusak tanaman, seperti enzim serta toksin.

Akibatnya, tanaman akan mengalami kerusakan pada jaringan daun, mengakibatkan daun akan keriting, menguning, bahkan layu.

Tidak hanya merusak tanaman secara fisik, kutu kebul juga menjadi vektor bagi beberapa jenis virus tanaman.

Saat menghisap cairan tanaman dari satu tanaman yang terinfeksi virus serta pindah ke tanaman lain, mereka akan membawa virus tersebut dan menyebarkannya.

Hal tersebut akan mengakibatkan penyakit pada tanaman yang kondisinya sehat serta merusak hasil panen.

Pengendalian kutu kebul dapat petani lakukan dengan berbagai cara, seperti memakai larva kumbang yang memakan hama kutu kebul.

Menggunakan larutan sabun insektisida untuk membunuh kutu kebul, membuang bagian tanaman yang terinfeksi, merotasi tanaman dengan rutin.

Mengawasi sistem irigasi yang sesuai pada lahan pertanian, dan yang terakhir adalah mengaplikasikan insektisida pada tanaman.

Saat akan mengaplikasikan insektisida, petani perlu memperhatikan dosis dan aturan pakainya, agar tidak berefek negatif terhadap tanaman atau lingkungan sekitar.

Tungau

Hama tungau, atau kutu laba – laba atau tungau daun, adalah serangga kecil yang termasuk dalam kelompok Arachnida.

Meskipun istilahnya adalah “kutu laba – laba” hama tungau sebenarnya lebih dekat hubungannya dengan laba – laba daripada kutu.

Ukuran hama tungau sangat kecil, yaitu hanya sekitar 0.2 sampai 0.5 mm, membuat mereka sulit terlihat dengan mata telanjang.

Walaupun berukuran kecil, hama tungau dapat menjadi ancaman serius untuk tanaman serta pertanian karena kemampuannya untuk merusak tanaman dengan masif secara singkat.

Tungau hidup pada berbagai habitat serta bisa berada pada berbagai tanaman, mulai dari kebun, ladang, sampai rumah kaca.

Ada banyak jenis tungau yang memiliki preferensi tertentu terhadap jenis tanaman yang berbeda – beda seperti berikut ini :

  • Tungau merah atau Tetranychus Urticae
  • Tungau laba – laba Eropa atau Tetranychus Cinnabarinus
  • Tungau putih atau Polyphagotarsonemus Latus

Cara kerja hama tungau adalah dengan mengisap cairan tanaman lewat duri halus pada mulutnya, dan mengakibatkan daun menguning, kering, atau keriting.

Selain itu, tungau juga mengeluarkan enzim yang merusak jaringan tanaman, yang menyebabkan penurunan dalam kualitas serta produktivitas panen tanaman.

Pada beberapa kasus, hama tungau juga bisa menjadi vektor penyakit yang menular ke tanaman budidaya.

Untuk mengendalikan hama tungau, petani bisa memakai predator tungau, contohnya kumbang coccinellidae, menyemprot daun tanaman secara teratur.

Membuang bagian tanaman budidaya yang sudah terserang, serta bisa memakai insektisida untuk mengatasi hama tungau.

Namun, dosis dan aturan pakai dari insektisida perlu petani ikuti aturan petunjuknya, supaya tidak berefek buruk terhadap tanaman atau lingkungan sekitar.

Walang Sangit

Hama walang sangit atau walang sangkal Leptocorisa Oratorius merupakan suatu serangga yang termasuk dalam kelompok Hemiptera serta famili Alydidae.

Walang sangit sering berada pada daerah beriklim tropis dan subtropis, dan merupakan salah satu hama utama pada tanaman padi.

Ciri hama walang sangit adalah tubuhnya berukuran kecil hingga sedang, berwarna coklat kemerahan sampai coklat tua, dan kepalanya agak menonjol.

Sayapnya transparan dengan pola vena yang khas, serta ketika istirahat, walang sangit umumnya menyerupai daun berwarna coklat

Sehingga cukup sulit untuk petani kenali pada sekitar daun – daun tanaman padi.

Walang sangit mampu menyerang tanaman padi dengan cara menghisap cairan tanaman melalui bagian batang dan malai bunga.

Mereka memiliki alat pengisap mirip stiletto atau rostrum yang berguna untuk menghisap cairan tumbuhan.

Serangan walang sangit pada tanaman padi akan mengakibatkan berbagai gejala serta kerusakan, seperti terbentuknya bercak kuning, rusaknya malai bunga.

Turunnya produktivitas hasil panen, sehingga hasil panen yang petani dapatkan tidak sesuai dengan target awal.

Untuk mengendalikan hama walang sangit, petani dapat menggunakan perangkap, merotasi tanaman, menjaga kebersihan lahan, menyiram tanaman secara rutin.

Menggunakan insektisida, dengan dosis dan cara pakainya yang harus mengikuti sesuai dengan petunjuk pada produk tersebut.

Baca Juga : Insektisida Abamectin Untuk Cabe Membantu Petani Basmi Hama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *