-
Bercak Cercospora
Infeksi cendawan Cercospora Capsici merupakan penyebab dari bercak cercospora. Jamur Cercospora capsici sangat tahan di daerah tropis dan bertahan dari satu musim ke musim lainnya di tanah atau sisa – sisa tumbuhan yang telah terinfeksi. Cendawan Cercospora mampu menyebar melalui berbagai media, seperti angin, curah hujan, kontak daun ke daun, serta percikan air.
Perkembangan cendawan Cercospora akan semakin optimal apabila didukung oleh beberapa faktor, seperti suhu hangat (± 23 °C) dan tingkat kelembaban tinggi (± 77 – 85 %). Gejala bercak cercospora bermula dengan munculnya bercak – bercak berbentuk lingkaran berwarna kecoklatan dengan titik pusatnya berwarna abu – abu muda.
Selanjutnya, bercak akan berkembang menjadi bercak – bercak berwarna coklat bundar berukuran besar sampai berukuran ± 1,5 cm dimana membentuk cincin konsentris gelap yang tumbuh di sekitar pusat berwarna keputihan.
-
Embun Tepung
Infeksi jamur Erysiphaceae adalah penyebab terjadinya embun tepung pada tanaman. Penyakit ini disebut dengan embun tepung sebab gejala infeksinya berupa mengumpulnya massa jamur putih seperti serbuk tepung pada bagian bawah daun.
Embun tepung mampu menyerang banyak tumbuhan, karena itu serangan embun tepung harus segera mengendalikan embun tepung. Contoh tanaman yang bisa terserang embun tepung diantaranya seperti melon, pare, semangka, terong, tomat, cabai, mentimun, dll.
Bagaimana mengidentifikasi penyakit embun tepung ?? Agar lebih memahami serta mengidentifikasi embun tepung tentu kita harus memahami terlebih dahulu gejala – gejala embun tepung.
Awalnya, gejala embun tepung terlihat dengan munculnya bercak – bercak berwarna hijau / kuning terang yang terlihat di bagian atas permukaan daun berumur tua.
Gejala selanjutnya, daun yang telah terinfeksi mengeriting ke atas serta terlihat jelas pertumbuhan jamur dengan warna putih di bagian bawah daun. Saat terjadi serangan berat, tanaman akan terlihat gundul karena hampir semua daunnya mengalami rontok.
Embun tepung mampu berkembang secara ideal jika didukung oleh beberapa faktor, seperti suhu hangat (± 15 – 32° C) serta tanaman tidak mendapatkan sinar matahari langsung.
Embun tepung umumnya menular melalui perantara media angin / udara. Tanaman yang ternaung biasanya lebih mudah terinfeksi penyakit ini.
-
Layu Verticillium
Infeksi cendawan Verticillium spp merupakan penyebab penyakit layu verticillium. Saat tanaman inangnya tidak tersedia, cendawan Verticillium mampu bertahan pada sisa – sisa tanaman dalam tanah. Bagian akar kecil serta luka pada kulit tanaman menjadi jalan masuk bagi jamur ini.
Setelah berhasil memasuki jaringan tanaman, jamur Verticillium akan tumbuh serta berkembang secara cepat lalu menghalangi laju transportasi unsur hara serta air. Hal tersebut mengakibatkan layu serta pembusukan bagian atas tanaman.
Pada tahap selanjutnya, jamur Verticillium akan menjajah jaringan mati serta membentuk susunan gelap . Cendawan ini pun mampu bertahan di satu lokasi selama beberapa tahun.
Gejala layu verticillium contohnya yaitu terjadi penguningan dan kematian sel pada daun tua, tanaman terlihat layu, jaringan vaskuler mengalami perubahan warna, tunas juga mengalami layu, dll.
Layu verticillium bisa terjadi pada banyak tanaman, misalnya seperti buncis, pare, kubis, mentimun, terong, jagung, anggur, melon, cabai, kentang, tomat, dll.
Baca Juga : Benih Semangka Lonjong Non Biji Depe Andalan Petani
-
Bercak Alternaria
Infeksi cendawan Alternaria brassicae merupakan penyebab penyakit bercak alternaria. Penyakit bercak alternaria menular melalui perantara benih yang telah terinfeksi.
Benih yang telah tertular patogen Alternaria mengandung spora pada kulit biji atau benang jamur di dalam jaringan internal. Jamur lalu secara bertahap akan mengkoloni tanaman yang sedang tumbuh sehingga mengakibatkan gejala muncul.
Cendawan Alternaria mampu bertahan hidup pada sisa – sisa tanaman ataupun gulma yang rentan. Proses infeksi bercak alternaria akan semakin pesat jika didukung oleh beberapa faktor, seperti kondisi lembab serta hujan berangin.
Seluruh bagian tanaman bisa terserang. Tingkat kerentananya berbeda – beda tergantung juga dengan tanaman yang juga berbeda.
Umumnya, pertama kali muncul bercak – bercak berwarna coklat keabu – abuan pada daun tua. Bercak hitam awalnya berukuran kecil, lalu menyebar sampai menjadi luka berukuran besar berdiameter ± 12 mm dengan bagian tengah berwarna coklat.
Luka tersebut seiring berjalannya waktu bagian tengahnya menjadi tipis menyerupai kertas dan pada akhirnya rontok, serta memperlihatkan tampilan semacam lubang tembakan di daun. Daun menjadi mengalami klorotik serta mengalami kerontokan saat terjadi serangan parah.
Pada bibit yang tumbuh dari benih yang telah terinfeksi, umumnya bibit akan mengalami rebah kecambah. Bercak – bercak juga akan muncul pada bagian pangkal batang.
-
Hawar Daun Rhizoctonia
Infeksi cendawan Rhizoctonia solani merupakan penyebab penyakit hawar daun Rhizoctonia. Cendawan Rhizoctonia solani bisa bertahan pada puing – puing tanaman atau di dalam tanah. Gulma menjadi salah satu inang yang bisa menyebarkan patogen ini.
Penyakit hawar daun Rhizoctonia akan lebih berkembang jika didukung oleh beberapa faktor, seperti tingkat kelembaban relatif tinggi, penyebaran cukup luas melalui berbagai media (seperti angin, air hujan, dll).
Serangan infeksi cendawan Rhizoctonia lebih sering terjadi saat memasuki tahap vegetatif lanjutan. Awalnya, muncul bintik – bintik bulat berair serta tidak beraturan dengan warna hijau sampai keabu – abuan dengan bagian tepi berwarna coklat kemerahan pada daun tua.
Pada gejala lebih lanjut, luka mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan, serta pada bagian batang, polong muda, dan tangkai daun mulai muncul bintik – bintik.
Tonjolan berwarna coklat tumbuh pada tangkai daun serta batang. Saat terjadi tingkat infeksi parah bisa menyebabkan hawar daun serta polong, dan juga daun mengalami kerontokan.