- Penyiraman
Untuk penyiraman, cukup lakukan secara rutin setiap hari sebanyak 2 kali yaitu pada pagi dan sore hari
- Pemasangan Ajir
Buat ajir sebagai tempat merambat pare. Gunakan belahan bambu sepanjang 2 meter dan tancapkan ke bedengan. Setelah bibit peria tumbuh agak besar, ikatkan pada ajir agar tidak roboh dan tetap tegak.
Baca Juga : Jagung Manis Talenta Disuka Petani Dan Pedagang
- Pemupukan
Dalam proses pemupukan ini, pada umumnya kita bisa menggunakan pupuk organic ataupun pupuk anorganik. Untuk pengaplikasiannya, bisa dengan cara dikocor atau dibenamkan langsung dalam lubang tanam.
Waktu pengaplikasian pupuk dan dosis yang digunakan yaitu :
- Pemupukan pertama : Saat tanaman berumur 20 hst, gunakan pupuk NPK 15-15-11 dan berikan pada tanaman pare Lipa F1 dengan dosis sebanyak 5 gram per tanaman
- Pemupukan kedua : Saat tanaman berumur 40 hst, gunakan pupuk NPK 15-15-15 dan berikan pada tanaman pare Lipa F1 dengan dosis sebanyak 5 gram per tanaman
- Pemupukan ketiga : Saat tanaman berumur 60 hst, gunakan pupuk NPK 15-15-15 dan berikan pada tanaman pare Lipa F1 dengan dosis sebanyak 10 gram per tanaman
-
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit dalam budidaya pare terdiri dari banyak jenis. Hama dan penyakit dalam budidaya pare contohnya yaitu :
-
Oteng – oteng
Oteng – oteng (Aulocophora similis Oliver)sering disebut juga dengan kutu kuya. Hama oteng – oteng memiliki ukuran tubuh sangat kecil dan berbentuk lonjong, ditambah dengan warna tubuh merah api.
Hama oteng – oteng termasuk ke dalam serangga perusak daun. Hama ini akan menyerang secara berkelompok sehingga menyebabkan bagian daun menjadi lebih cepat termakan habis oleh oteng – oteng.
Oteng – oteng menyerang dengan cara menyerang bagian akar dan bagian daun. Akibat serangan hama oteng – oteng tersebut, menyebabkan tanaman layu dan akhirnya lama – lama menjadi mati.
Untuk mengatasi serangan hama hama oteng – oteng, melakukan aplikasi insektisida sesuai dengan dosis, melakukan rotasi tanaman, menjaga kebersihan lahan tanam, dan menggunakkan predator alami oteng – oteng
-
Lalat Buah
Lalat buah menjadi salah satu hama yang berbahaya bagi budidaya tanaman pare. Hama lalat buah memiliki siklus hidup selama 18 – 20 hari. Dalam sekali bertelur lalat buah betina menyuntikkan 50 – 100 butir telur ke dalam buah. Setelah 2 – 5 hari, telur tersebut akan menetas dan menjadi belatung sehingga buah akan rusak.
Setelah 4 – 7 hari, belatung akan mulai keluar dari buah dengan cara melubangi kulit buah peria. Setelah jatuh dari buah, belatung akan menjadi pupa di dalam tanah dan setelah 3 – 5 hari pupa tersebut akan berubah menjadi lalat dewasa.
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perkembangan dan pertumbuhan lalat buah diantaranya seperti tingkat kelembaban, suhu, dan adanya tumbuhan inang.
Gejala serangan lalat buah pada tanaman peria yaitu terdapat bintik kecil berwarna hitam pada kulit buah, dan pada perkembangannya bagian buah akan dipenuhi dengan larva lalat buah / belatung sehingga menyebabkan buah paria menjadi busuk.
Untuk mengatasi serangan hama lalat buah, cara yang bisa dilakukan yaitu menjaga kebersihan lahan tanam, melakukan pemeliharaan tanah, menggunakan perangkap lalat buah, menggunakan predator alami lalat buah, serta melakukan aplikasi insektisida sesuai dengan dosis.
-
Penyakit Embun Bulu
Embun bulu disebabkan oleh serangan cendawan Pernospora manshurica. Embun bulu akan menyebabkan tingkat produksi menjadi turun dan kualitas hasil panen juga ikut menurun.
Gejala serangan penyakit embun bulu diawali dengan daun memiliki bercak dengan warna kuning pucat, lalu berubah menjadi berwarna kuning kecoklatan dengan dikelilingi warna kekuningan di sekeliling bercak.
Di bagian bawah permukaan daun, terdapat kumpulan spora yang menyerupai bulu. Maka karena itulah penyakit ini disebut dengan embun bulu.
Penyakit embun bulu bisa diatasi dengan beberapa cara, yaitu dengan menjaga kebersihan lahan tanam, membuang dan memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan rotasi tanaman, serta melakukan aplikasi fungisida sesuai dengan dosis.
-
Kepik
Kepik atau Hemiptera merupakan hewan serangga yang . Kepik sendiri terdiri dari 80 ribu jenis. Setiap jenisnya memiliki ciri – ciri khusus antara satu dengan yang lain.
Kepik memiliki ciri khas utama berupa bentuk struktur mulutnya yang seperti jarum. Struktur mulut berbentuk jarum tersebut digunakan kepik untuk menusuk jaringan tanaman dan menghisap cairan di dalamnya.
Kepik sendiri termasuk ke dalam golongan omnivora, sehingga mampu memakan hampir segala jenis makanan. Jika hama ini sudah menyerang tanaman pare, maka bisa dipastikan jika bekas serangan hama kepik akan ditumbuhi cendawan dan menyebabkan buah peria menjadi busuk.
Untuk mengatasi serangan hama kepik, cara yang bisa dilakukan diantaranya yaitu menjaga kebersihan lahan tanam, melakukan rotasi tanaman, serta melakukan penyemprotan insektisida kontak ampuh dengan dosis yang dianjurkan