-
Pemeliharaan
Lakukan proses penyiraman seperlunya saja, namun pada musim kemarau penyiraman harus sering dilakukan karena jika kondisi tanah kering tanaman cabe rawit Patra 3 akan kekurangan nutrisi dan mati.
Penyiraman atau pengairan ini bisa dilakukan dengan cara dikocorkan pada tanaman atau dengan perendaman bedengan. Jika menggunakan perendaman bedengan, maka perendaman bedengan dilakukan setiap 2 minggu sekali.
Lakukan pemupukan susulan saaat bibit tanaman cabe rawit Patra 3 berumur 1 bulan. Pemupukan susulan selanjutnya bisa dilakukan setelah habis panen. Pupuk yang digunakan untuk pemupukan susulan ini bisa menggunakan pupuk kompos atau bisa juga menggunakan pupuk organik cair.
Untuk pupuk kompos, berikan pupuk kompos dengan dosis ± 500 – 700 gram. Sementara untuk pupuk organik cair bisa diberikan dengan dosis 100 ml untuk setiap tanaman. Untuk pupuk tambahan pupuk NPK dan Urea bisa menjadi opsi untuk diberikan pada tanaman.
-
Pengendalian Hama dan Penyakit
Penyakit dan hama merupakan salah satu bentuk gangguan yang sering menghambat dalam pertumbuhan tanaman. Beberapa hama dan penyakit yang biasa menyerang dalam budidaya cabe rawit diantaranya yaitu :
-
Kutu Kebul
Kutu kebul merupakan hama yang sering menyerang banyak tanaman palawija, tak terkecuali cabe rawit. Ukuran tubuh kutu kebul dewasa berkisar antara ± 1 – 1,5 mm. Warna tubuhnya putih dengan sayap menutupi tubuhnya dan dilapisi dengan lapisan lilin berwarna putih.
Siklus hidupnya dari telur hingga dewasa berlangsung sekitar ± 21 – 24 hari dan hampir seluruh hidupnya dihabiskan dengan menetap pada bagian bawah daun.
Serangan kutu kebul selain menyebabkan kerusakan secara langsung juga bisa menjadi penular virus penyakit. Sekali hama kutu kebul menyerang maka tanaman yang terserang tersebut tetap akan bisa menularkan virus.
Gejala serangan kutu kebul diantaranya yaitu daun menjadi layu, menguning (klorosis) dan belang yang mengakibatkan lama – lama tanaman menjadi mati.
Untuk mengendalikan hama kutu kebul, cara yang bisa dilakukan diantaranya yaitu menggunakan predator alami kutu kebul, melakukan rotasi tanaman, menjaga kebersihan lahan tanam, serta melakukan aplikasi pestisida sesuai dengan dosis
-
Ulat Grayak
Serangan hama Ulat grayak membuat tanaman menjadi tidak bisa tumbuh secara sempurna. Ulat grayak betina bisa menghasilkan 1000 butir telur hanya dalam 3 hari saja.
Dalam waktu 3 hari telur tersebut akan menetas dan menjadi larva berukuran panjang 2,5 cm dengan warna bervariasi. Saat muda larva berwarna hijau muda dan berubah menjadi hijau kecoklatan gelap dengan garis kekuning – kuningan saat sudah berumur tua.
Siklus hidup ulat grayak dari fase telur hingga menjadi dewasa berlangsung antara 30 – 60 hari. Ulat grayak aktif pada malam hari dan mulai menyerang dengan cara memakan tanaman.
Gejala serangan hama ulat grayak contonhnya yaitu terdapat lubang pada daun (baik tua ataupun muda), daun menjadi gundul, serta pada serangan yang parah tanaman akan menjadi gundul.
Untuk mengendalikan hama ulat grayak, beberapa cara yang bisa dilakukan contohnya seperti menjaga kebersihan lahan tanam, menggunakan predator alami ulat grayak, mengumpulkan larva secara langsung dan memusnahkannya, lalu melakukan aplikasi insektisida sesuai dengan dosis.
-
Lalat Buah
Lalat buah menyerang dan mampu menyebabkan kerontokan pada buahnya. Akibatnya, buah cabe rawit tidak bisa dipanen secara maksimal.
Lalat buah menyerang bagian buah dengan cara menyimpan telurnya di dalam buah dan akan menetas menjadi larva. Larva yang menetas akan memakan daging buah cabai, sehingga menjadi busuk, menguning dan akhirnya akan rontok.
Gejala serangan lalat buah pada cabai rawit seperti buah berwarna coklat kehitaman atau agak menguning, dan pada serangan berkelanjutan akan membusuk dan rontok.
Cara pengendalian hama lalat buah diantaranya yaitu menggunakan perangkap lalat buah, menjaga kebersihan lahan tanam,mengumpulkan buah cabe yang rontok dan memusnahkannya, serta melakukan aplikasi insektisida sesuai dengan dosis
-
Layu Fusarium
Layu fusarium adalah salah satu penyakit yang bisa menjadi ancaman serius dalam pertumbuhannya. Tanaman cabai yang terserang penyakit layu fusarium bisa langsung mati jika penyakit ini tidak cepat diatasi.
Penyebab penyakit layu fusarium adalah infeksi cendawan Fusarium oxysporum. Serangan penyakit ini akan lebih parah jika terjadi pada musim hujan. Tingkat kelembaban yang tinggi ditambah dengan genangan air hujan sangat mendukung perkembangan cendawan Fusarium oxysporum.
Gejala serangan penyakit layu fusarium bisa terlihat baik pada tanaman berumur muda ataupun sudah tua. Di pukul 10 – 14, tanaman cabe akan terlihat layu dan pada sore hari terlihat segar kembali. Hal ini karena proses fotosintesis pada sore hari berkurang sehingga tanaman menjadi terlihat segar kembali.
Cara untuk mengatasi penyakit layu fusarium diantaranya yaitu mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan rotasi tanaman, menggunakan pupuk yang tepat, serta melakukan aplikasi fungisida sesuai dengan dosis