-
Penyemaian Benih
Penyemaian benih cabai rawit sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum benih menjadi bibit. Untuk itu, berikan tempat berteduh / naungan pada tempat penyemaian agar terhindar dari terpaan angin, sinar matahari langsung serta air hujan.
Pertama, siapkan polybag terlebih dahulu dengan ukuran 5 x 10 cm serta media persemaiannya yang berupa campuran antara arang sekam, kompos dan tanah dengan menggunakan perbandingan 1 : 1 : 1. Isi media semai sampai dengan ¾ bagian. Ayak semua bahan tersebut dan aduk sampai merata.
Lalu rendam benih menggunakan air hangat selama ± 6 jam. Perendaman dengan air hangat ini bertujuan agar pertumbuhan menjadi lebih cepat. Setelah itu masukkan benih tersebut ke dalam polybag dengan kedalaman ± 0,5 cm. Tutup permukaannya secara merata dengan menggunakan media tanam.
Lakukan penyiraman secara rutin tiap pagi serta sore hari. Tutup permukaan polybag menggunakan kertas koran atau lainnya agar media tanam tidak rusak saat penyiraman dilakukan. Setelah ditutup menggunakan kertas koran maka tanaman bisa disiram dan media tanamnya tidak mengalami kerusakan.
Dalam waktu 2 minggu benih akan berubah menjadi bibit cabai rawit. Pindahkan bibit tersebut ke lahan tanam setelah berumur sekitar 1 sampai 1,5 bulan atau daunnya tumbuh sebanyak 4 – 6 helai.
-
Pengolahan Tanah
Proses pengolahan tanah sebaiknya dilakukan secara bersamaan pada pembibitan tanaman. Hal ini dilakukan agar mempercepat proses penanaman saat bibit cabe sudah disiapkan.
Hal pertama yang dilakukan saat pengolahan tanah adalah membajak lahan dengan kedalaman tanah sekitar 40 cm. Jika pH tanah terlalu asam, berikan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 1 – 4 ton per hektar agar tingkat pH tanah menjadi netral dan bisa ditanami bibit yang telah disiapkan.
Setelah itu buat bedengan dengan tinggi 30 – 40 cm, lebar 1 – 1,1 meter dan panjangnya mengikuti disesuaikan dengan kondisi lahan. Berikan jarak antar bedengan selebar ± 60 cm. Campurkan pupuk organik (pupuk kandang / pupuk kompos sama saja), sebanyak ± 15 ton per ha. Jika masih kurang subur bisa ditambahkan dengan Pupuk KCl, SP36, dan Urea.
Jika Anda memiliki dana cukup besar maka menggunakan mulsa plastik hitam perak bisa dipertimbangkan agar meningkatkan tingkat produktivitas. Namun jika Anda tidak memiliki dana cukup besar maka menggunakan mulsa plastik hitam besar justru akan menyebabkan kerugian.
Untuk itu, penggunaan mulsa plastik hitam besar ini bisa digantikan dengan mulsa yang berasal dari jerami. Namun pastikan terlebih dahulu agar jerami tersebut tidak mengandung penyakit dan hama.
Setelah proses pemasangan mulsa pada bedengan selesai, buat lubang tanam pada mulsa sebanyak 2 baris dalam 1 bedengan. Berikan jarak antar lubang pada mulsa ± 50 – 60 cm dan jarak antar baris ± 60 cm. Lubang tersebut dibuat secara zig zag agar meningkatkan sirkulasi udara dan penerimaan sinar matahari.
Baca Juga : Seledri Summer Seledri Dataran Rendah
-
Penanaman
Pindahkan bibit yang telah siap dipindah tanam ke lubang tanam. Sobek polybag semai atau lepaskan. Lakukan secara hati – hati agar akarnya tidak rusak. Masukkan ke lubang tanam dan tutup dengan tanah. Lalu siram dengan air agar kelembabannya tetap terjaga. Proses penanaman ini sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari agar tanaman tidak kepanasan serta selesai dalam waktu 1 hari.
-
Pemeliharaan
Proses penyiraman dilakukan secukupnya saja, namun pada musim kemarau lebih diperbanyak karena kondisi lahan tanam lebih cepat mengalami kekeringan. Untuk irigasi lahan tanam bisa dilakukan dengan cara merendam bedengan ataupun bedengan cara dikocor. Jika pengairan dilakukan dengan cara merendam bedengan, maka cukup lakukan perendaman bedengan tiap 2 minggu sekali.
Jangan lupa berikan juga pemupukan susulan pada bibit cabai rawit. Pemupukan susulan ini dilakukan saat bibit sudah berumur 1 bulan. Pemupukan susulan bisa menggunakan pupuk kompos, pupuk kandang ataupun menggunakan pupuk organik cair.
Jika menggunakan pupuk organik cair, maka pupuk organik cair bisa diberikan dengan cara diencerkan terlebih dahulu sebanyak 100 ml pada setiap tanaman. Sedangkan pada pupuk kompos atau pupuk kandang bisa diberikan dengan takaran sebanyak 500 – 700 gram. Pupuk NPK dan Urea bisa ditambahkan juga sebagai pupuk tambahan. Pemupukan susulan bisa diberikan lagi setelah masa panen.
Lakukan juga penyiangan gulma agar lahan tanam tetap bersih serta tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit. Lakukan sesering mungkin agar gulma tidak tumbuh dan mengganggu tanaman cabai rawit.
-
Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama dan penyakit yang mungkin bisa menyerang dalam budidaya cabe rawit diantaranya yaitu :
-
Layu Fusarium
Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawan / jamur Fusarium Oxysporum. Infeksi dari cendawan ini menyerang akar tanaman dan membuat tanaman menjadi layu pada siang hari dan akan nampak segar pada sore hari. Cabai rawit akan menjadi semakin kering dan daunnya menjadi berguguran dan mati.
Untuk mengendalikan penyakit layu fusarium cara yang bisa dilakukan seperti memusnahkan tanaman yang terserang dengan cara dibakar, melakukan rotasi tanaman, menggunakan pupuk secara tepat, serta melakukan aplikasi fungisida sesuai dengan dosis