Jual Benih Cabe Keriting Kastilo Termurah

jual, benih, cabe, cabai, keriting, kastilo, termurah, f1, hibrida
·         Pemeliharaan

Proses pemeliharaan dilakukan dalam beberapa tahap. Pemeliharaan penting dilakukan agar tanaman bisa terus tumbuh dan menghasilkan hasil panen yang sehat serta berkualitas terbaik dan memiliki nilai jual tinggi di pasaran.

Untuk penyiraman, dilakukan secara rutin dan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Selanjutnya, untuk aplikasi pemberian pemupukan susulan dilakukan secara berkala tiap 2 minggu sekali dengan cara menabur pupuk NPK di sekitar tanaman cabe lalu disiram dengan air.

Untuk aplikasi pemupukan dan waktu pemberiannya bisa dilihat dibawah ini :

  1. Pupuk Dasar = Pupuk Kandang dan pupuk Borate
  2. 14 HST = Pupuk NPK (25 – 7 – 7)
  3. 28 HST = Pupuk NPK (25 – 7 – 7)
  4. 42 HST = Pupuk NPK (25 – 7 – 7), Pupuk NPK (16 – 16 – 16), KCL, dan Kalsium
  5. 56 HST = Pupuk NPK (16 – 16 – 16), KCL, dan Kalsium
  6. 70 HST = Pupuk KP dan Kalsium
  7. 84 HST = Pupuk KP
  8. 100 HST = Pupuk KP
·         Pengendalian Hama Dan Penyakit

Beberapa hama dan penyakit ini sangat sering menyerang tanaman cabe keriting. Contohnya seperti :

1.        Antraknosa

Penyakit antraknosa merupakan salah satu penyakit utama dalam budidaya cabe. Antraknosa disebabkan oleh cendawan Colletrotichum sp. Cendawan ini akan berkembang dengan pesat pada suhu dibawah 32° C dan tingkat kelembaban 90 persen.

Cendawan ini mampu bertahan hidup di dalam tanah dan pada sisa – sisa tanaman / buah yang telah terinfeksi. Untuk penularannya penyakit antraknosa bisa disebarkan melalui manusia, penyemprotan pestisida, percikan air hujan, alat pertanian, maupun lewat hembusan angin.

Antraknosa pada umumnya bisa menyerang berbagai bagian tanaman, mulai dari cabang, daun, buah maupun rantingnya. Serangannya bisa menyerang tanaman pada berbagai fase, mulai dari fase vegetatif maupun fase generatif. Jika tanaman terserang penyakit ini, gejalanya bisa terlihat dengan adanya bercak – bercak cekung, kering dan busuk basah, serta berwarna oranye atau hitam.

Untuk mengendalikan penyakit ini, bisa dengan cara menjaga kebersihan lingkungan lahan tanam, dan memberikan aplikasi fungisida berbahan aktif Penarimol, Flusilazol, Propineb, Karbendazim, Kloratalonil, Heksakonazol, Asilbenzolars metyl, dll

2.        Layu Bakteri

Penyakit layu bakteri (Bacterial Wilt) disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Penyakit ini biasanya mulai menginfeksi tanaman inangnya sejak dipindah tanam. Selain itu penyakit ini juga bisa menyebar melalui infeksi luka pada tanaman yang disebabkan oleh serangan hama (serangga, nematoda, siput, dll).

Gejala serangan penyakit ini bisa dilihat dari adanya daun tanaman yang layu. Daun muda akan layu sampai dengan ujung percabangan saat cuaca panas, lalu terlihat nampak segar kembali pada waktu malam hari ketika cuaca sedang dingin. Jika serangan penyakit ini sudah parah maka seluruh bagian tanaman akan layu dan mengering dengan cepat meskipun warna tanaman tetap hijau.

Gejala lain yang terjadi adalah daun yang menguning dan matinya tanaman secara tiba-tiba serta munculnya bercak berwarna coklat gelap pada empulur dan pembuluh batang dan cabangnya. Perubahan warnanya bisa terlihat dengan sangat jelas jika empulur dan pembuluhnya dibelah.

Untuk pengendalian penyakit ini, bisa dengan cara melakukan rotasi tanaman, membersihkan lahan tanam dari gulma, meningkatkan tingkat pH tanah, memiliki sistem drainase yang baik, serta memberikan aplikasi bakterisida berbahan aktif asam oksolinik, kasugamycine hidrokloridadan oksitetrasiklin, dazomet dan streptomycine sulfat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *