Rawita Cabai Kecil Menggantung Panah Merah. 08125222117 WA/SMS LMGA AGRO. Persaingan produksi benih dalam 3 tahun ini semakin ketat antara sesama perusahaan benih pada Indonesia. Rev 23/04/21
Hal ini tentunya menguntungkan petani karena sebagai konsumen perusahaan benih tersebut akan semakin mendapatkan benih dengan kualitas lebih baik.
Begitu pula dengan perusahaan benih. Kompetisi produksi benih secara sehat akan memacu untuk menemukan benih terbaik yang semakin adaptasi dengan lingkungan dan kebutuhan petani Indonesia.
Hanya perusahaan yang benihnya berkualitas dan banyak petani pakai yang bisa besar dan terus bertahan hingga masa depan.
Kompetisi ketat dalam negeri akan memacu perusahaan benih berkompetisi menciptakan benih beradaptasi secara luas sehingga bisa bersaing secara Global.
Export benih ini minimal ke negara lain yang Iklim nya masih setipe dengan Indonesia (Tropis) sehingga menghasilkan kesesuaian benih yang masih tinggi.
Penulis yakin peluang Export itu karena pada dasarnya Plasma Nutfah sumber Nutrisi tanaman yang ada pada negara Indonesia banyak dan melimpah.
Cabai Rawit Menggantung Idola Petani Cabe
Sampai saat ini tata niaga pertanian pada Indonesia belum sepenuhnya negara atur. Hanya produk utama saja yang negara ikut tata kelola tata niaga ini seperti beras.
Tata niaga pertanian akan lebih bila negara turut andil sehingga bisa menghindari harga produksi pertanian yang seringkali berada pada bawah BEP.
Harga produk pertanian yang berada bawah BEP ini akan memacu petani tidak berproduksi atau alih profesi karena mengalami kerugian.
Kerugian yang sering petani alami juga akan menciptakan semakin jauh dan terputusnya generasi muda penerus yang mau terjun dalam bidang pertanian.
Ketergantungan negara terhadap sumber makanan akan menggangu kestabilan dalam pembangunan karena mendatangkan semua barang dari negara lain yang tentunya akan menyedot cadangan devisa kita.
Karena itu harus secepatnya melakukan campur tangan negara terhadap harga produk pertanian Indonesia sehingga harga barang yang petani produksi bisa terproteksi pada atas BEP.
Cabai sebagai komoditi utama pada rumah tangga setiap tahunnya selalu mengalami gejolak harga yang tidak terbendung, harga bisa mencapai Rp. 150,000 per Kg sehingga terkadang dari cabai ini menjadi penyumbang Inflasi yang tinggi.
Penulis yakin kalau tata niaga pertanian yang ada terkelola secara baik serta ada campur tangan pemerintah, Petani bisa menikmati harga panennya, harga kebutuhan sarana produksi terjangkau maka negara kita bisa menjadi Exportir semua hasil pertanian.
Maka negara Indonesia akan layak dan bangga mendapatkan sebutan Negara Agraris (“jangan hanya mendapat julukan Agraris karena jumlah petaninya banyak tapi tidak sejahtera“).