Insektisida Sistemik Untuk Kubis Bantu Petani Membasmi Hama

insektisida untuk kubis, insektisida ampuh untuk tanaman kubis, insektisida untuk tanaman kubis, pestisida tanaman kubis, pestisida untuk tanaman kubis

Ancaman Hama Tanaman Kubis Dapat Mengganggu Pertumbuhan

insektisida untuk kubis, insektisida ampuh untuk tanaman kubis, insektisida untuk tanaman kubis, pestisida tanaman kubis, pestisida untuk tanaman kubis
Hama Tanaman Kubis

Dalam menjalankan budidaya tanaman kubis, petani perlu mewaspadai serangan dari hama, yang bisa berpotensi mengganggu pertumbuhan dari budidaya tanaman kubis.

Ancaman hama tanaman kubis dapat menghambat pertumbuhan, sebab dapat merusak bagian dari tanaman kubis serta bisa mengakibatkan beraneka serangan penyakit.

Selain dapat menyebabkan kerusakan tanaman dan mengakibatkan penyakit, ancaman hama tanaman kubis juga bisa menyebarkan virus pada budidaya tanaman kubis.

Supaya masalah serangan hama dapat petani atasi, petani perlu mengetahui beraneka jenis hama tanaman kubis yang dapat menyerang saat budidaya.

Berikut ini adalah beraneka jenis dari hama tanaman kubis, yang dapat menyebabkan pertumbuhan dari tanaman kubis akan terganggu dan terhambat.

Kutu Kebul

Kutu kebul atau Aleyrodidae merupakan hama serangga yang mempunyai ukuran lumayan kecil, yaitu sekitar 0.8 sampai 1 mm.

Tubuh serta bagian sayapnya dapat tertutupi lilin yang memiliki warna putih hingga kekuningan, yang tampak seperti tepung.

Hama kutu kebul biasanya dapat muncul pada bagian bawah daun dari tanaman kubis, yang dapat merusak beberapa bagian daun tersebut.

Apabila hama kutu kebul merasa terganggu, maka hama tersebut biasanya dapat muncul serta bisa membentuk awan.

Hama kutu kebul bisa berkembang saat cuaca sedang kering dan juga hangat, dapat dapat meletakkan telur pada sisi bawah daun.

Nimfa telur dari hama kutu kebul mempunyai bentuk oval, serta memiliki warna putih, kuning sampai hijau pucat.

Kutu kebul yang berumur dewasa tidak bisa hidup tanpa mengkonsumsi tanaman inang selama lebih dari beberapa hari.

Baik nimfa ataupun kutu kebul berusia dewasa dapat menyerang tanaman kubis dengan cara menghisap getah tanaman.

Tidak hanya itu, hama kutu kebul juga bisa mengeluarkan embun madu pada buah, batang dan daun dari tanaman kubis.

Dalam jaringan tanaman kubis yang mendapat serangan hama kutu kebul, akan muncul gejala bercak klorotik dan jamur hitam.

Pada serangan yang cukup parah, bercak tersebut dapat menyatu dan menyebar dalam semua bagian daun.

Namun tidak bisa menyebarkannya pada sekeliling area dari pembuluh daun budidaya tanaman kubis.

Daun tanaman kubis yang terkena serangan hama kutu kebul akan mengalami perubahan bentuk yang tampak seperti mangkok.

Selain itu, beraneka jenis hama kutu kebul juga dapat menyebarkan virus yang bisa menyebabkan serangan penyakit tanaman kubis.

Ulat Jengkal

Hama ulat jengkal mempunyai tubuh yang berwarna hijau, dan umumnya dapat menyerang saat budidaya tanaman kubis.

Ulat jengkal dapat bergerak dengan cara menggerakkan bagian belakang dari tubuhnya dengan melekukkan tubuhnya.

Serangan hama ulat jengkal umumnya bisa terdapat pada daun muda maupun daun muda dari budidaya tanaman kubis.

Hama ulat jengkal biasanya dapat memakan bagian dari daun tanaman kubis, yang bisa menyebabkan gangguan pertumbuhannya.

Dalam satu kali bertelur, ngengat bisa memproduksi telur kurang lebih 500 butir, yang selanjutnya dapat berkembang menjadi larva.

Hal tersebut sangat berbahaya, sebab jumlah telur tersebut lumayan banyak, sehingga bisa menjadi ancaman berbahaya pada tanaman kubis.

Gejala dari serangan hama ulat jengkal adalah daun muda dan tua dari tanaman kubis akan mengalami kerusakan.

Bahkan, pada serangan yang lumayan parah dapat mengakibatkan gagal panen pada tanaman kubis yang terkena serangan hama ulat jengkal.

Ulat Krop

Ulat krop atau yang dalam bahasa latin mempunyai nama Crocidolomia Pavonana adalah salah satu ancaman hama tanaman kubis.

Serangan dari hama ulat krop dapat menyerang pada krop serta titik tumbuh dari budidaya tanaman kubis.

Gejala dari serangan hama ulat krop adalah adanya bercak putih, yang umumnya terdapat pada lapisan atas daun dari tanaman kubis.

Tanaman kubis yang mendapat serangan hama ulat krop bisa menyebabkan titik tumbuh akan mati, sehingga tanaman tidak bisa berproduksi lagi.

Untuk mengatasi serangan hama ulat krop, petani bisa mengatur pola tanam, melaksanakan rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang.

Apabila serangan yang lebih parah, petani dapat mengaplikasikan insektisida untuk tanaman kubis, yang terkenal ampuh untuk membasmi serangan hama ini.

Namun dalam pemakaian dari insektisida untuk tanaman kubis, petani perlu menyesuaikan dosisnya agar tidak berdampak buruh terhadap pertumbuhannya.

Ulat Grayak

Hama ulat grayak atau dalam bahasa latin mempunyai nama Spodoptera Frugiperda mempunyai fisik yang berwarna coklat muda atau hijau kehitaman.

Ngengat hama ulat grayak memiliki sayap depan yang berwarna coklat berbintik serta agak belang lebih gelap atau lebih cerah.

Sedangkan untuk sayap dari ngengat hama ulat grayak mempunyai warna putih yang cukup transparan.

Setiap sayap depan memiliki titik keputihan, yang akan tampak pada sekitar ujung dari bagian paling atas.

Suhu dan juga makanan dapat menentukan berapa lama masa siklus hidup dari ngengat hama ulat grayak.

Larva ulat grayak bisa menyebabkan kerusakan, dengan cara memakan semua bagian dari budidaya tanaman kubis.

Awalnya larva muda bisa mengkonsumsi satu sisi jaringan daun, sedangkan pada sisi lainnya biasanya mereka biarkan utuh.

Benih juga dapat mereka makan hingga tunas dan titik tumbuhnya bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Larva yang mempunyai ukuran agak besar, bisa meninggalkan barisan lubang kecil yang khas, tepian kasar pada sekitar daun dan kotoran larva.

Bagian pangkal tanaman dan struktur reproduktif tanaman kubis juga dapat terkena serangan hama ulat grayak.

Pada serangan yang cukup parah, larva ulat grayak dapat menyebabkan kerontokan dari tanaman kubis yang cukup meluas.

Baca Juga : Hama Tanaman, Gangguan Meresahkan Usaha Budidaya Tanaman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *