Contoh Gulma Yang Mampu Tumbuh Liar Pada Lahan Tempat Budidaya
Biasanya, gulma mampu tumbuh liar pada sekitar lingkungan kebun, ladang serta lainnya, yang berguna menjadi tempat wisata, pertanian dan hortikultura.
Pada sektor pertanian, gulma yang bisa tumbuh secara liar bisa bersaing dengan tanaman budidaya, untuk memperoleh asupan nutrisi serta sumber daya.
Tidak hanya itu, gulma liar juga bisa menjadi tempat berkembang biak untuk beberapa hama dan penyakit berbahaya, yang bisa menginfeksi tanaman.
Sehingga, jika petani mengetahui terdapat pertumbuhan gulma liar, perlu memusnahkannya segera, supaya lahan tanam tetap dalam keadaan aman.
Namun, sebelum petani mengatasi adanya gulma yang tumbuh liar, petani perlu mengenal beraneka jenis gulma liar tersebut.
Pada bawah ini adalah beraneka contoh gulma yang bisa menjadi ancaman saat budidaya serta mampu tumbuh pada lahan tanam tempat budidaya.
Brachiaria Mutica
Brachiaria mutica merupakan spesies gulma pada daerah tropis dan subtropis, yang terkenal sebagai gulma invasif yang mengganggu ekosistem alami dan lahan pertanian.
Asal dari gulma Brachiaria mutica adalah dari Afrika, yang sudah menyebar luas ke beberapa daerah tropis, seperti Indonesia, untuk tujuan penggembalaan.
Namun, rumput ini memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa sehingga menyebar cepat pada daerah basah, rawa, atau lahan yang tergenang air.
Untuk wilayah Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya, Brachiaria mutica sering menjadi gulma pada sawah, kolam, serta lahan basah lainnya.
Brachiaria mutica mempunyai batang yang menjalar serta mampu untuk mencapai panjang lebih dari 1 meter.
Daunnya lebar dan kasar, serta bisa membentuk akar pada ruas batang yang dapat menyentuh ke tanah.
Karakteristik tersebut memungkinkannya menyebar vegetatif dengan cepat dan membentuk massa yang padat, sehingga mendominasi area tempat gulma ini tumbuh.
Rumput ini mampu bersaing dengan tanaman utama, seperti padi pada sekitar lahan basah, untuk mendapatkan asupan cahaya, nutrisi, dan air.
Hasilnya, produktivitas dari tanaman yang sedang petani budidayakan akan mampu untuk menurun secara signifikan.
Brachiaria mutica seringkali mengubah struktur ekosistem alami dengan mendominasi vegetasi lokal.
Keberadaannya yang padat dapat mengurangi keanekaragaman hayati dengan mencegah tumbuhan asli untuk tumbuh.
Untuk mengendalikan gulma Brachiaria mutica, petani bisa memangkasnya secara manual dan menggunakan herbisida dengan memperhatikan dosis pemakaian yang tepat.
Commelina Benghalensis
Commelina benghalensis adalah salah satu gulma yang paling sulit petani basmi, terutama pada daerah tropis dan subtropis.
Gulma ini terkenal memiliki kemampuan adaptasi yang sangat tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan, termasuk daerah yang sering terkena kekeringan.
Batang dari Commelina benghalensis umumnya menjalar serta bisa membentuk akar pada setiap ruas yang menyentuh tanah.
Hal ini memungkinkan tanaman ini untuk menyebar dengan cepat. Selain itu, tanaman ini dapat bereproduksi lewat biji dan stek.
Karena kemampuan reproduksinya yang luar biasa, Commelina benghalensis seringkali menghambat pertumbuhan tanaman budidaya.
Tanaman ini dapat bersaing langsung dengan tanaman utama untuk mendapatkan cahaya, nutrisi, dan air, sehingga mengurangi produktivitas tanaman.
Dalam kasus tanaman seperti kacang tanah, kedelai, dan jagung, gulma ini dapat menyebabkan penurunan hasil panen secara signifikan.
Untuk mengendalikan gulma Commelina benghalensis, petani dapat merotasi tanaman secara rutin, menutup bedengan dengan mulsa.
Memangkas gulma ini dengan rutin serta mengaplikasikan herbisida, dengan memperhatikan dosis serta cara penggunaan yang tepat.
Spigelia Anthelmia
Spigelia anthelmia merupakan spesies gulma beracun yang mampu tumbuh pada daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Gulma ini sering muncul pada sekitar lahan pertanian, perkebunan, dan daerah yang terganggu aktivitas manusia, seperti pinggir jalan dan kebun.
Spigelia anthelmia adalah suatu tanaman herba tahunan yang bisa mencapai ketinggian sekitar 30 – 60 cm.
Daunnya mempunyai warna hijau terang serta berbentuk lanset, yang bisa tersusun berpasangan pada bagian batangnya.
Gulma Spigelia anthelmia mengandung alkaloid beracun, terutama spigeline, yang memiliki efek berbahaya bagi manusia dan hewan.
Spigelia anthelmia merupakan gulma yang invasif pada lahan pertanian, terutama pada tanaman seperti jagung, kedelai, dan kacang – kacangan.
Jenis gulma ini bisa bersaing dengan tanaman utama untuk mendapatkan cahaya, air, dan nutrisi, sehingga bisa menurunkan produktivitas tanaman.
Untuk mengendalikan gulma Spigelia anthelmia, petani dapat memangkasnya secara manual, merotasi tanaman dengan rutin.
Mengolah lahan tanam dengan baik dan mengaplikasikan herbisida dengan memperhatikan dosis dan cara pemakaian yang tepat.
Baca Juga : Herbisida Pra Tumbuh Terbaik Benfuron Murah Rumput Teki Musnah