Jual Harga Previcur 100 Ml Murah Efektif Untuk Membasmi Penyakit

previcur, previcur fungisida, harga fungisida previcur, harga previcur, Lmga Agro

Contoh Penyakit Tanaman Yang Mampu Mengganggu Pertumbuhannya

previcur, previcur fungisida, harga fungisida previcur, harga previcur, Lmga Agro
Jual Harga Previcur 100 Ml Terjangkau Bisa Menjaga Tanaman Dari Penyakit | Lmga Agro

Ketika melaksanakan kegiatan budidaya, petani perlu untuk memperhatikan adanya beraneka jenis penyakit berbahaya yang bisa menyerang ke tanaman budidaya.

Serangan penyakit berbahaya pada tanaman bisa mengganggu masa pertumbuhannya, bahkan pada serangan yang parah, dapat membuat kematian pada tanaman.

Oleh sebab itu, petani perlu memperhatikan adanya penyakit berbahaya yang menyerang ke tanaman, yang akan mengancam masa pertumbuhannya.

Contoh penyakit tanaman lumayan bervariasi, sehingga petani harus mengenal beraneka contoh penyakit tanaman tersebut.

Pada bawah ini merupakan beberapa contoh penyakit tanaman, yang dapat mengganggu masa perkembangannya serta dapat menyerang saat budidaya.

Busuk Daun

Busuk daun atau late blight adalah penyakit tanaman yang terjadi akibat patogen Phytophthora infestans, yaitu jenis jamur air atau oomycete.

Penyakit ini terutama menyerang tanaman dari keluarga Solanaceae, seperti kentang dan tomat, namun juga dapat mempengaruhi tanaman lain.

Gejala penyakit busuk daun pada tanaman budidaya yang pertama biasanya muncul pada bagian daun tanaman.

Tandanya berupa bercak berwarna hijau kelabu atau kecoklatan, yang lambat laun akan berubah menjadi coklat atau hitam dan menyebar dengan cepat.

Pada batang tanaman, bercak hitam dapat muncul dan menjadi lunak, yang akan menyebabkan layu pada tanaman.

Untuk bagian buah tanaman, terutama pada tomat, infeksi biasanya terlihat sebagai bintik coklat gelap atau hitam dengan tekstur kasar. Buah yang terinfeksi akan tampak membusuk.

Phytophthora infestans sangat menyukai kondisi yang lembab dan dingin, sehingga penyebarannya seringkali terjadi akibat  hujan berkepanjangan serta suhu lebih rendah.

Tingkat kelembaban yang tinggi, terutama saat malam hari, sangat mendukung perkembangan spora dan penyebaran penyakit.

Untuk mengendalikan penyakit busuk daun, petani dapat menggunakan varietas tanaman yang tahan penyakit saat budidaya, merotasi tanaman secara rutin.

Mengatur sistem irigasi pada tanaman dengan baik, membuang bekas tanaman yang terinfeksi penyakit dan aplikasi fungisida dengan dosis yang tepat.

Embun Bulu

Embun bulu atau downy mildew merupakan penyakit tanaman yang terjadi akibat kelompok patogen bernama oomycetes.

Penyakit ini menyerang berbagai jenis tanaman, termasuk anggur, mentimun, kubis, bawang, serta berbagai tanaman hias.

Gejala awal dari serangan penyakit embun bulu biasanya muncul sebagai bercak kuning atau hijau pucat pada permukaan atas daun.

Untuk bagian bawah daun, pada bawah bercak ini, biasanya terdapat lapisan putih hingga keabu – abuan yang mirip bulu halus. Inilah asal usul nama embun bulu.

Seiring berjalannya waktu, bercak tersebut bisa berubah menjadi coklat atau hitam, dan daun yang terinfeksi akan mengering dan rontok.

Pada tanaman tertentu, infeksi bisa menyebar ke batang dan tunas, menyebabkan mereka menjadi lemah, membusuk, atau bahkan mati.

Untuk beberapa tanaman, seperti anggur, penyakit ini juga bisa menyerang buah, menyebabkan bintik nekrotik dan mengurangi kualitas serta kuantitas hasil panen.

Seperti penyakit busuk daun, embun bulu juga sangat menyukai kondisi lingkungan yang lembab serta dingin.

Penyakit ini seringkali meledak selama musim hujan atau ketika ada embun yang bertahan lama di pagi hari.

Tingkat kelembaban yang tinggi, terutama saat malam hari dan pagi hari, sangat mendukung pertumbuhan spora dan penyebaran penyakit.

Tanaman yang petani tanam terlalu rapat atau daerah dengan sirkulasi udara yang buruk lebih rentan terhadap serangan embun bulu.

Untuk mengendalikan penyakit embun bulu, petani dapat merotasi tanaman dengan rutin, memakai varietas tanaman yang tahan penyakit.

Menghindari pengairan lewat atas tanaman, membasmi bagian tanaman yang terinfeksi dan aplikasi fungisida dengan dosis yang tepat.

Antraknosa

Antraknosa adalah salah satu penyakit tanaman yang bisa terjadi akibat berbagai spesies jamur dari genus Colletotrichum.

Penyakit ini menyerang banyak jenis tanaman, termasuk tanaman pangan seperti buah – buahan, sayuran, serta tanaman hias.

Serangan penyakit antraknosa sangat terkenal karena menyebabkan bercak gelap dan nekrotik pada daun, batang, buah, dan bagian tanaman lainnya.

Gejala antraknosa pada daun biasanya muncul sebagai bercak – bercak kecil, bulat atau tak beraturan, berwarna coklat gelap atau hitam.

Bercak tersebut umumnya sering dikelilingi oleh cincin yang mempunyai warna kuning atau berwarna terang.

Seiring perkembangan penyakit, bercak ini akan menyatu dan menyebabkan kerusakan lebih luas pada daun, sehingga daun bisa layu dan rontok.

Pada batang, antraknosa dapat menyebabkan bercak memanjang atau luka berwarna coklat hingga hitam.

Luka – luka tersebut bisa menjadi lembek dan menyebabkan batang menjadi lemah, sehingga tanaman bisa mati atau tumbang.

Gejala antraknosa pada buah biasanya berupa bintik-bintik kecil yang kemudian membesar dan menjadi cekung, dengan pusat berwarna lebih gelap.

Buah dari tanaman yang terinfeksi oleh antraknosa seringkali membusuk dan tidak layak untuk jual atau konsumsi masyarakat.

Penyakit antraknosa cenderung berkembang pada lingkungan yang kondisinya lembab serta hangat. Penyakit ini seringkali menyebar selama musim hujan atau saat kelembaban relatif tinggi.

Untuk mengendalikan penyakit antraknosa, petani bisa menjaga kebersihan pada sekitar tanaman, merotasi tanaman secara rutin.

Selalu memakai varietas tanaman yang tahan penyakit, mengatur penyiraman dengan baik dan memanfaatkan fungisida dengan dosis yang tepat.

Baca Juga : Tips Mengatasi Layu Cabe Musim Hujan Agar Budidaya Maksimal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *