Penyakit Tanaman Cabai Yang Menghambat Fase Pertumbuhannya
Ketika membudidayakan tanaman cabai pada lahan tanam, petani harus memperhatikan pertumbuhan dari jamur, yang dapat menyebabkan serangan penyakit pada tanaman.
Adanya penyakit yang menyerang tanaman cabe dapat menyebabkan fase pertumbuhannya terhambat, sehingga bisa membuat petani merugi ketika menjalankan kegiatan budidaya.
Untuk itu, jika petani mendapati terdapat serangan penyakit pada tanaman cabai, perlu untuk segera memberantasnya, supaya tanaman tetap dalam keadaan aman.
Tetapi, sebelum petani menumpas penyakit yang menyerang pada tanaman cabai, jenis penyakit tersebut perlu untuk petani ketahui terlebih dahulu.
Pada bawah ini adalah beberapa jenis penyakit pada tanaman cabai, yang bisa menghambat serta mengganggu fase pertumbuhan tanaman cabe.
Antraknosa
Antraknosa merupakan salah satu penyakit pada tanaman cabe yang terjadi akibat spesies jamur dari genus Colletotrichum.
Penyakit antraknosa terjadi akibat jamur Colletotrichum spp., terutama Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides.
Jamur tersebut dapat menginfeksi tanaman lewat luka pada bagian daun, batang, buah, atau bagian lainnya yang terbuka.
Gejala serangan penyakit antraknosa pada tanaman cabe dapat bervariasi tergantung pada organ yang terinfeksi.
Pada bagian daun ada bercak kecil berwarna coklat atau hitam pada daun, yang kemudian berkembang menjadi lesi besar dengan tepi berbentuk cincin.
Sementara bagian buah, ada bercak berair atau lesi kering pada buah, dengan perubahan warna dari hijau menjadi coklat atau hitam.
Untuk bagian batang, gejala penyakit antraknosa adalah adanya lesi basah atau kering pada batang, terkadang ada juga penebalan atau kerusakan pada jaringan.
Jamur Colletotrichum spp. dapat menghabiskan musim dingin pada bekas tanaman yang terinfeksi, dalam bentuk spora atau struktur resisten lainnya.
Infeksi pada tanaman cabai mampu terjadi ketika spora bisa menembus jaringan tanaman melalui luka atau stomata.
Untuk mengendalikan penyakit antraknosa, petani bisa menggunakan varietas tanaman cabe yang tahan penyakit, menyiram tanaman saat pagi hari.
Penyiraman pagi hari berguna untuk menghindari kelembaban pada tanaman cabai saat malam hari.
Kebersihan lahan pertanian tempat budidaya cabe juga harus petani jaga, untuk mencegah serangan penyakit antraknosa.
Jika serangan penyakit antraknosa sudah cukup parah, petani bisa memanfaatkan fungisida dengan dosis serta cara penggunaannya harus tepat.
Busuk Phytophthora
Busuk Phytophthora adalah penyakit tanaman yang terjadi akibat jamur atau oomycete dari genus Phytophthora.
Penyakit ini seringkali menyerang tanaman cabe serta dapat menyebabkan kerugian yang signifikan dalam produksi pertanian.
Spesies Phytophthora capsici adalah salah satu genus jamur yang sering menyebabkan penyakit ini pada tanaman cabe.
Jamur tersebut bisa menyebar lewat air yang terinfeksi, baik melalui tanah yang tergenang air maupun tetesan air yang terkontaminasi.
Gejala Busuk Phytophthora pada tanaman cabe dapat bervariasi tergantung pada organ yang terinfeksi.
Pada bagian akar, akar tanaman menjadi lunak, berwarna kecoklatan, dan sering kali terjadi pembusukan total.
Sementara untuk bagian batang, terdapat bercak – bercak lunak, basah, serta berwarna kecoklatan. Batang tanaman dapat mengalami kelemahan struktural hingga akhirnya mati.
Untuk bagian daun akan menunjukkan gejala klorosis (penurunan warna hijau), nekrosis (kematian jaringan), dan defoliasi (penyusutan daun).
Jamur atau oomycete Phytophthora dapat bertahan pada tanah serta bekas tanaman budidaya yang telah terinfeksi.
Mereka dapat menyebar lewat air yang terinfeksi, baik melalui air irigasi, air hujan, atau melalui tanah yang tergenang air.
Infeksi terjadi saat spora atau struktur infektif lainnya masuk ke dalam jaringan tanaman lewat luka atau stomata.
Untuk mengendalikan penyakit busuk phytophthora pada tanaman cabe, petani harus memastikan sistem drainase dapat berjalan baik untuk mencegah genangan air.
Merotasi tanaman secara rutin, memantau tanaman cabai dengan rutin, untuk mendeteksi serangan penyakit sejak awal.
Petani juga bisa memanfaatkan fungisida untuk membasmi penyakit busuk phytophthora, dengan dosis dan cara penggunaannya harus petani perhatikan.
Busuk Daun
Busuk daun merupakan suatu penyakit tanaman cabe yang terjadi akibat beberapa faktor, seperti infeksi jamur, bakteri, atau kondisi lingkungan yang tidak sesuai.
Penyakit busuk daun bakteri pada tanaman cabe dapat terjadi akibat bakteri Xanthomonas campestris pv. vesicatoria.
Bakteri tersebut mampu untuk menyebar lewat air, angin, atau kontak langsung dengan tanaman yang sudah terinfeksi.
Kelembaban yang tinggi, suhu hangat, dan cedera pada daun dapat mempercepat penyebaran penyakit ini.
Gejala penyakit busuk daun pada tanaman, meliputi adanya bercak kecil yang warnanya hijau kekuningan atau kecoklatan pada bagian daun.
Bercak tersebut kemudian dapat berkembang menjadi bercak besar dengan tepi yang berbeda – beda.
Kemudian, bercak – bercak tersebut mampu berkembang menjadi lesi berair yang meluas dengan warna kecoklatan atau hitam.
Daun yang terinfeksi dapat mengalami nekrosis (kematian jaringan) pada bagian tengah lesi, yang bisa menyebabkan kerontokan daun.
Bakteri Xanthomonas campestris pv. vesicatoria bisa bertahan pada bekas tanaman, benih, atau peralatan pertanian yang terkontaminasi.
Mereka dapat menyebar lewat tetesan air, hujan, angin, serangga, atau aktivitas pertanian yang mengakibatkan cedera pada tanaman.
Untuk mengendalikan penyakit busuk daun pada tanaman cabe, petani bisa menggunakan varietas tanaman yang tahan penyakit.
Selalu menjaga kebersihan lahan pertanian, menghindari penyiraman yang berlebihan, memastikan jarak tanam yang tidak terlalu rapat.
Membuang bekas tanaman yang terinfeksi, memantau tanaman cabe dengan rutin serta penggunaan fungisida dengan dosis yang tepat.
Baca Juga : Cara Menanam Cabe Rawit Di Kebun Dengan Hasil Yang Optimal