Faktor Abiotik
Kerusakan tanaman cabe akibat faktor abiotik terjadi karena lingkungan dan tidak disebabkan oleh makhluk hidup. Sehingga, petani perlu mewaspadai beberapa faktor abiotik seperti cuaca iklim, fisiologis tanaman, media tanam, hingga atmosfir.
Cuaca dan iklim bisa menjadi faktor utama kerusakan pada tanaman cabe dan petani harus mewaspadai ini. Hal ini karena, cuaca buruk seperti angin kencang dan hujan lebat bisa merobohkan tanaman cabe di lahan pertanian.
Sehingga, petani perlu melakukan langkah antisipasi dengan memasang ajir setiap akan membudidayakan tanaman cabe. Setelah tanaman memiliki umur yang cukup, maka petani bisa mengikatkan batang tanaman cabe pada ajir agar tidak mudah roboh.
Faktor fisiologis tanaman juga mampu mempengaruhi kualitas pertumbuhan tanaman cabe di lahan pertanian. Apabila kebutuhan tanaman tidak tercukupi maka tanaman cabe berpotensi rusak dan mungkin akan layu.
Petani harus melakukan proses perawatan tanaman cabe secara rutin dengan cara melakukan pemupukan seimbang dan pengairan teratur. Sehingga, kebutuhan tanaman cabe akan terpenuhi dan terhindar dari kerusakan akibat faktor fisiologis tanaman.
Media tanam juga termasuk dalam faktor abiotik yang bisa mengancam dan merusak pertumbuhan tanaman cabe. Hal ini bisa terjadi apabila media tanam atau lahan pertanian mengalami masalah seperti kandungan nutrisi yang tidak berimbang.
Sehingga, petani cabe perlu melakukan pemupukan cabe dengan dosis seimbang untuk tetap menjaga media tanam aman bagi tanaman cabe. Selain itu, pemupukan seimbang dan tepat mampu hasilkan buah cabe berkualitas.
Atmosfer merupakan faktor abiotik yang mampu merusak tanaman cabe akibat kondisi lingkungan yang kurang sehat bagi tanaman. Sebagai contohnya adalah pemilihan lokasi budidaya cabe yang dekat dengan pabrik maupun jalan raya.
Hal ini bisa menyebabkan kondisi atmosfir menjadi kotor dan penuh dengan partikel polusi yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman cabe. Sehingga, petani cabe perlu memilih lokasi lahan pertanian dengan lingkungan bersih yang mendukung pertumbuhan cabe.
Baca Juga : Cara Petani Sukses Budidaya Cabe
Hama Serangga Pada Budidaya Cabe
Serangan hama tanaman tidak memandang jenis tanaman yang petani budidayakan di lahan pertanian, termasuk budidaya cabe. Sehingga, petani harus lebih mewaspadai dan melindungi tanaman cabe dari serangan hama tanaman.
Hama serangga menjadi salah satu jenis hama tanaman yang seringkali menyerang tanaman cabe di lahan pertanian. Sehingga, kualitas pertumbuhan tanaman cabe menjadi turun dan berpotensi merugikan petani.
Petani cabe perlu mengetahui jenis hama serangga yang sering menyerang tanaman cabe di lahan pertanian. Hal ini berguna untuk menentukan langkah pencegahan dan pengendalian hama serangga yang tepat dan cepat.
Insektisida sistemik untuk cabe menjadi salah satu cara yang bisa petani gunakan untuk mencegah dan mengendalikan hama serangga. Sehingga, budidaya cabe di lahan pertanian aman dari serangan hama serangga.
Beberapa hama serangga bahkan menjadi hama langganan bagi budidaya tanaman cabe di lahan pertanian. Berikut ini terdapat beberapa jenis hama serangga yang seringkali menyerang tanaman cabe di lahan pertanian.
Thrips
Serangan hama thrips pada tanaman cabe memiliki gejala yang khas dan bisa petani ingat dengan mudah dan jelas. Hal ini karena, serangan hama thrips membuat bagian bawah daun keriput, keriting, dan melengkung ke atas.
Selain itu, serangan hama thrips pada tanaman cabe mampu membuat bagian bawah daun berubah warna menjadi keperakan. Hama thrips sering menyerang tanaman cabe sepanjang tahun terutama saat musim kemarau.
Petani bisa menggunakan beberapa cara untuk mengendalikan hama thrips seperti penggunaan mulsa pertanian. Selain itu, insektisida sistemik untuk cabe juga bisa petani manfaatkan untuk pengendalian hama thrips pada tanaman cabe.
Kutu Daun Persik
Hama kutu daun persik mampu menyerang tanaman cabe dengan cara menusuk dan menghisap cairan yang terdapat dalam daun. Selain itu, jenis hama serangga ini mampu menyerang tanaman cabe sepanjang hari.
Serangan hama kutu daun persik memiliki gejala seperti daun menjadi keriput, terpuntir, dan berubah warna menjadi kuning. Selain itu, serangan hama kutu daun persik mampu membuat tanaman menjadi kerdil.
Menjaga sanitasi budidaya tanaman bisa petani lakukan guna mencegah serangan hama kutu daun pada tanaman cabe. Selain itu, insektisida sistemik untuk cabe juga bisa menjadi pilihan terbaik apabila serangan sudah tidak terkendali dan mengancam keuntungan petani.
Ulat Grayak
Jenis hama lain yang sering menyerang budidaya tanaman cabe di lahan pertanian adalah ulat grayak. Serangan ulat grayak seringkali terjadi saat hari sudah malam dengan menggigit bagian daun tanaman cabe.
Gejala utama dari serangan hama ulat grayak adalah daun tanaman cabe menjadi berlubang dan bahkan menyisakan tulang daunnya saja. Selain itu, apabila serangan hama ulat grayak petani biarkan maka tanaman cabe akan mengalami kondisi gundul.
Tanaman cabe yang gundul tidak bisa melakukan pertumbuhan dengan baik karena tidak mampu berfotosintesis secara maksimal. Sehingga, petani berpotensi hasilkan panen buah cabe dengan kuantitas yang sedikit.
Sehingga, petani perlu melakukan langkah pengendalian dengan cara rutin membersihkan gulma atau rumput liar di lahan pertanian. Selain itu, penggunaan insektisida sistemik untuk cabe secara tepat dosis juga bisa petani gunakan untuk mengendalikan ulat grayak.
Baca Juga : Hama Tanaman Gangguan Meresahkan Budidaya Tanaman