Jual Benih Cabe TM 007, Benih Cabe Keriting Murah Berkualitas Terbaik

cabe, cabai, tani murni, tm seeds, indonesia, terbaik, berkualitas
  1. Kutu daun

Kutu daun atau Aphids (Aphidoidea) merupakan serangga kecil yang memakan getah tanaman. Hama ini hidup secara berkoloni. Warna tubuhnya bermacam –macam, seperti hijau, coklat dan hitam.

Ukuran tubuhnya sekitar ± 1 – 2 mm. Selain sebagai hama, kutu daun juga bisa menjadi perantara virus bagi perkembangan penyakit cabe keriting.

Gejala serangan kutu daun seperti menggulungnya tunas atas maupun daun – daun cabe. Cara mengendalikan hama kutu daun contohnya yaitu dengan menjaga kebersihan lahan, melakukan rotasi tanaman serta melakukan aplikasi insektisida sesuai dengan dosis

  1. Tungau

Hama tungau menjadi salah satu masalah utama dalam budidaya cabe keriting. Keberadaannya sangat mengganggu mampu menghambat dan merusak tanaman.

Tungau biasanya bersembunyi dibalik daun cabai, terutama pada daun muda. Serangannya dilakukan dengan cara menghisap cairan daun di dalam jaringan mesofil.

Jaringan mesofil itu lama – kelamaan akan rusak dan menyebabkan klorofil pada daun menjadi rusak dan menghambat fotosintesis tanaman.

Gejala serangan hama tungau ditandai dengan adanya gejala seperti timbulnya bintik kuning di permukaan daun, daun menjadi keriting dan menggulung kebawah, serta  daun – daun berguguran

Untuk mengendalikan hama tungau, cara yang bisa dilakukan yaitu melakukan rotasi tanaman, menjaga kebersihan area lahan tanam, serta melakukan aplikasi akarisida sesuai dengan dosis

  1. Thrips

Hama thrips memiliki panjang ± 1 – 1,2 cm, dengan warna tubuh hitam dan garis merah. Siklus hidup hama thrips berlangsung selama 3 minggu. Hama ini berkembang biak dengan cara parthenogenesis (mampu menghasilkan telur tanpa melalui proses kawin).

Telur yang dihasilkan per sekali bertelur berkisar antara 80 sampai dengan 120 butir telur. Telur yang dihasilkan tersebut akan menetas pada suhu tinggi, sehingga pada musim kemarau perkembangan hama thrips akan makin meningkat.

Hama thrips akan aktif menyerang pada pagi atau sore hari, karena hama thrips tidak tahan terhadap sinar matahari. Gejala serangan dari hama thrips contohnya seperti adanya noda – noda pada daun dan berwarna keperakan.

Noda keperakan tersebut diakibatkan oleh adanya luka pada daun akibat dimakan thrips. Noda keperakan tersebut lama – kelamaan akan berubah warna menjadi warna coklat muda

Untuk mengendalikan serangan hama thrips, cara yang bisa dilakukan diantaranya seperti mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang dengan cara dibakar, memotong daun yang terserang serta melakukan aplikasi insektisida sesuai dengan dosis

  1. Kutu Kebul

Kutu kebul (Bemisia Tabaci) merupakan salah satu hama yang sangat mengganggu pertumbuhan banyak tanaman, tak terkecuali dengan tanaman cabai keriting.

Hama kutu kebul biasanya bersembunyi di bagian bawah daun. Ukuran tubuh kutu kebul dewasa sekitar 1 – 1,5 mm dan memiliki sayap yang jugaa berwarna putih. Siklus hidup dari telur sampai menjadi kutu kebul dewasa berlangsung selama 21 – 24 hari, dan menetap pada bagian bawah daun.

Gejala serangan hama kutu kebul contohnya seperti daun menjadi berwarna kuning, tulang daun menjadi menebal dan menggulung ke atas, serta daun menjadi mengalami klorosis.

Cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi serangan kutu kebul yaitu melakukan rotasi tanaman, menggunakan predator alami, serta melakukan aplikasi pestisida sesuai dengan dosis

  1. Ulat Grayak

Ulat grayak (Spodoptera litura) memiliki ukuran kecil, berwarna hijau serta hidup berkelompok. Serangannya bahkan dalam waktu 3 hari saja bisa menelurkan raturjan telur.

Tak mengherankan jika hama ulat grayak tidak dikendalikan maka dalam waktu beberapa minggu saja bisa menyebabkan kerugian yang cukup besar.

Ulat grayak betina mampu menghasilkan telur ± 1000 butir. Lapisan berupa bulu – bulu putih yang berasal dari sisik tubuh sang induk melindungi telur tersebut. Siklus hidup dari telur sampai menjadi dewasa berlangsung selama ± 12 hari. Telurnya biasanya menetas pada hari ke 3.

Larvanya memiliki ukuran panjang 2,5 cm, dengan warna tubuh yang bervariasi. Saat masih muda, larva berwarna hijau muda. Pad saat sudah tua, warna hijau muda tersebut berubah menjadi hijau kecoklatan gelap dengan garis kuning – kuningan.

Gejala serangan ulat grayak pada tanaman cabai yaitu daun yang mulai berwarna putih, bagian bawah daun, daun menjadi berlubang dan meranggas, serta tanaman menjadi gundul.

Untuk mengendalikan hama ulat grayak yang bisa dilakukan seperti memusnahkan telur dan ulat – ulatnya secara langsung, menjaga kebersihan areal lahan tanam, serta melakukan aplikasi insektisida sesuai dengan dosis

  1. Ulat Tanah

Ulat tanah merupakan hama ulat yang hidup di tanah. Serangannya mampu menyebabkan pangkal batang menjadi patah. Hama ini menyerang dengan cara memotong batang tanaman sehingga tanaman pada akhirnya akan mati.

Hama ulat tanah memiliki tubuh berwarna kehitaman, bergaris ataupun berbintik – bintik. Di siang hari, ulat tanah akan berada di sekitar tanaman. Dan di malam hari hama ulat tanah baru akan aktif menyerang dengan cara memakan bagian leher batang. Saat masih muda, ulat ini akan memakan daun serta tunas daun.

Cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan hama ulat tanah diantaranya seperti melakukan penyiangan gulma, menggunakan predator alami ulat tanah, membasmi hama ulat tanah dengan cara mengambil dan membunuhnya secara langsung, serta melakukan aplikasi insektisida sesuai dengan dosis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *