-
Daun Keriting
Penyakit daun keriting akan lebih berkembang pada musim kemarau. Penyebab dari penyakit ini bermacam – macam, seperti infeksi virus Gemini, serangan kutu maupun kekurangan zat nitrogen. Namun serangan hama kutu daun merupakan penyebab terbesar dari penyakit daun keriting ini.
Untuk mengendalikan penyakit ini, cara yang bisa dilakukan diantaranya seperti menjaga kebersihan lahan tanam dan melakukan aplikasi insektisida sesuai dengan dosis
-
Layu Bakteri
Penyakit layu bakteri disebabkan oleh serangan bakteri. Gejalanya mirip dengan penyakit layu fusarium, namun lebih cepat. Jika dibiarkan saja dalam waktu 3 hari penyakit layu bakteri bisa menyebabkan cabai rawit mati kering akibat ganasnya bakteri ini menyerang.
Gejala serangan penyakit layu bakteri bisa terlihat dari layunya daun tanaman cabai, dan jika serangannya cukup parah maka seluruh bagian tanaman akan tetap berwarna hijau namun akan terlihat mengering. Gejala lainnya yaitu pada bagian batang dan cabang akan muncul warna coklat di empulur dan pembuluhnya.
Cara pengendalian yang bisa dilakukan yaitu menjaga kebersihan lahan tanam, melakukan penyiangan gulma, menjaga pH tanah tidak terlalu lembab, melakukan rotasi tanaman, melakukan pemupukan dengan pupuk kandang yang masak, serta melakukan aplikasi bakterisida sesuai dengan dosis
-
Bulai
Penyakit bulai disebabkan oleh virus Gemini. Virus ini menginfeksi tanaman dan biasanya disebarkan oleh hama vector seperti kutu kebul, thrips, dan aphids. Penyakit bulai merusak klorofil dan mengahmbat proses fotosintesis tanaman. Pertumbuhan cabai rawit yang terserang penyakit ini menjadi terhambat dan tanaman menjadi kerdil.
Gejala penyakit bulai bisa terlihat dari adanya daun yang mengeriting, bercak – bercak berwarna kuning pada daun dimana lama – kelamaan akan menyebar, serta daun menjadi berhenti tumbuh. Untuk mengatasi penyakit bulai, cara yang bisa dilakukan yaitu melakukan rotasi tanaman, menjaga kebersihan lahan tanam serta melakukan aplikasi fungisida sesuai dengan dosis
-
Antraknosa
Penyakit antraknosa atau patek merupakan salah satu penyakit yang cukup sering menyerang tanaman cabe, terutama pada musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur dan infeksi bakteri. Kelembaban area tanam yang tinggi pada musim hujan merupakan faktor pendukung penyebaran penyakit ini.
Gejala penyakit ini bisa terlihat dengan adanya busuk pada bagian buah berwarna kehitaman dan melingkar. Bercak kehitaman ini akan terus menyebar dan nantinya seluruh bagian buah akan membusuk. Untuk mengatasi penyakit antraknosa, cara yang bisa dilakukan diantaranya yaitu membuang dan memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan rotasi tanaman dan melakukan aplikasi fungisida sesuai dengan dosis
-
Penyakit rebah semai
Penyakit rebah semai disebabkan oleh pathogen seperti Fusarium sp., Phytium sp., Phytopthora spp., dll. Beberapa gejala yang terjadi dari serangan penyakit rebah semai contohnya seperti terjadinya pembusukan semai dekat dengan permukaan tanah, pembusukan pada pangkal batang serta tanaman menjadi layu, kulit akar busuk basah serta tunas yang baru tumbuh terserang busuk coklat.
Untuk mengendalikan penyakit rebah semai hal yang bisa dilakukan yaitu memusnahkan tanaman yang terserang, serta melakukan aplikasi fungisida sistemik berbahan aktif metalaksil atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif karbendazim
-
Pemanenan
Pemanenan bisa dilakukan saat tanaman cabe rawit Super Sae berumur 90 hari setelah tanam dengan potensi hasil 1 – 1,2 kg per tanaman. Selain itu warna buahnya akan berubah menjadi merah.
Untuk memetiknya caranya sebaiknya dilakukan dengan cara digunting tangkai buahnya. Hal ini dilakukan agar tanaman cabai rawit tidak patah akibat proses pemetikan secara langsung dengan tangan. Hasil panen cabainya bisa mencapai 1 – 1,2 kg per tanaman
Baca Juga : Budidaya Melon Erna Mutiara Bumi Untuk Petani Pemula