KUBIS CR ACE, SI TAHAN AKAR GADA DARI SAKATA SEED

Perkembangan Budidaya Tanaman Kubis

Perkembangan permintaan panen tanaman kubis yang tinggi menyebabkan Budidaya Tanaman kubis melakukannya dengan cara Produktif. Perlakuan Budidaya ini pada sentra produksi sayur baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi.

Penanaman kubis yang perlakukannya secara terus-menerus dengan tidak memperhatikan pergiliran tanaman akan merugikan. Karena terus memacu banyak munculnya Hama dan Penyakit baru yang menyerang tanaman kubis.

Saat ini penyakit utama yang banyak petani keluhkan adalah meningkatnya serangan Akar Gada (Club Root). Akar Gada merupakan penyakit yang penyebabnya oleh Jamur Plasmodiosphora brassicae. Penyakit Akar Gada ini sangat menakutkan karena sudah terbukti menyerang tanaman kubis seluruh dunia.

Penyakit serangan Akar Gada (Club Root) ini pada Indonesia sudah banyak menyerang pada sentra tanaman kubis. Baik yang pembudidayaannya pada dataran rendah maupun pada dataran tinggi.

Penyakit Akar Gada (Club Root) ini tidak hanya menyerang tanaman kubis. Namun sangat merugikan karena juga banyak menyerang pada tanaman jenis kubis-kubisan. Seperti misal Sawi Putih, Sawi Sayur, dan semua jenis tanaman sawi.

Kondisi lingkungan yang mendukung untuk berkembangan Penyakit Akar Gada adalah pH tanah lokasi penanam asam berkisar di 5,7. Serangan Akar Gada ini akan menurun secara nyata dan drastis bila pH tanah 5,7-7,5.

Serangan Akar Gada akan mati dan tidak berkembang bila tanah dalam kondisi Basa (pH 8). Spora Plasmodiosphora brassicae memerlukan suhu lingkungan untuk berkembang sekitar 17,8-25 derajat Celcius.

Serangan Akar Gada (Club Root) pada tanaman kubis menyebabkan tanaman tumbuh tidak Normal. Selain itu juga menyebabkan absorsi dan translokasi air serta nutrisi dari dan menuju akar menjadi terganggu.

Hal ini yang menyebabkan budidaya tanaman kubis menjadi kerdil pertumbuhannya dan akan layu dan mati bila serangan parah.

Tanda tanaman Kubis yang terserang akar Gada (Club Root) bisa terlihat pada akar tanaman. Biasanya terbentuk gumpalan dan lingkaran yang apabila parah akan besar dan berkoloni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *