Contoh Hama Pada Tanaman Yang Bisa Menyerang Selama Budidaya
Hama berbahaya yang menyerang ke tanaman akan berdampak buruk untuk pertumbuhan tanaman, yang biasanya akan menjadi terganggu serta terhambat.
Dengan masa pertumbuhan tanaman yang menjadi terhambat dan terganggu, akan berefek terhadap hasil panen yang menurun signifikan serta kualitasnya menjadi jelek.
Oleh sebab itu, petani harus memperhatikan adanya serangan dari beberapa jenis hama berbahaya pada tanaman, agar dapat memusnahkannya dengan segera.
Apabila petani segera memusnahkan hama berbahaya yang menyerang ke tanaman, kondisinya cenderung akan aman, sehingga tanaman tumbuh sehat serta menghasilkan panen melimpah.
Pada bawah ini merupakan beraneka contoh hama pada tanaman, yang bisa menyerang selama budidaya serta bisa mengacaukan fase perkembangannya.
Thrips
Thrips atau Thrips spp. merupakan hama serangga yang sering menyerang berbagai jenis tanaman, baik tanaman sayuran, buah – buahan, maupun tanaman hias.
Hama ini berukuran sangat kecil, yaitu sekitar 1 – 2 mm, sehingga sering sulit untuk terlihat oleh mata telanjang.
Walaupun ukurannya kecil, thrips dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada tanaman karena cara mereka menghisap cairan dari jaringan tanaman.
Biasanya hama thrips mempunyai warna agak kekuningan, coklat, atau hitam, tergantung jenisnya. Bentuk tubuhnya lumayan panjang, ramping.
Perkembangan hama thrips akan mengalami metamorfosis tidak sempurna, yaitu mulai dari telur, nimfa, hingga dewasa.
Serangga thrips mampu untuk merusak jaringan dari daun tanaman dengan cara menghisap cairannya.
Hal ini menyebabkan terbentuknya bercak keperakan pada daun yang terjadi oleh udara yang masuk ke dalam sel tanaman yang rusak.
Pada serangan yang berat, daun akan tampak menggulung, mengkerut, atau berubah bentuk karena kerusakan jaringan yang parah.
Serangan thrips bisa menyebabkan tanaman sulit berkembang dengan baik, pertumbuhan kerdil, dan produksi bunga atau buah menurun.
Dalam serangan hama thrips untuk jangka panjang, akan melemahkan tanaman sehingga lebih rentan terhadap penyakit lain.
Thrips seringkali dapat menyerang tanaman hortikultura seperti tomat, cabai, bawang, dan tanaman hias.
Mereka bisa mengurangi hasil panen secara signifikan, baik dari segi jumlah maupun kualitas panen (misalnya buah menjadi cacat).
Untuk mengendalikan hama thrips, petani bisa menggunakan perangkap hama, memangkas bagian tanaman yang terinfeksi.
Menggunakan musuh alami hama ini, menjaga kebersihan lahan tanam, mengatur jarak tanam dengan baik.
Petani juga bisa memanfaatkan insektisida untuk membasmi hama thrips, dengan memperhatikan dosis dan cara aplikasi yang sesuai.
Kutu Daun
Kutu daun atau Aphidoidea adalah salah satu hama yang merugikan pada berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman hortikultura, pangan, dan tanaman hias.
Ukuran dari hama kutu daun biasanya sangat kecil, dengan panjang sekitar 1 – 3 mm, dan mereka menyerang dengan cara menghisap cairan tanaman.
Serangan kutu daun dapat berdampak pada pertumbuhan tanaman serta menyebarkan penyakit virus pada tanaman yang mereka infeksi.
Warna hama kutu daun bervariasi, mulai dari hijau, kuning, coklat, hitam, hingga merah, tergantung spesiesnya. Tubuh kutu daun biasanya berbentuk bulat atau oval, dengan kaki pendek.
Kutu daun memiliki alat mulut yang berbentuk seperti jarum, yang berguna untuk menusuk jaringan tanaman dan menghisap cairannya.
Hama ini bisa bereproduksi secara seksual maupun aseksual, dengan betina melahirkan nimfa tanpa melalui fase telur atau parthenogenesis.
Saat kutu daun menghisap cairan dari daun, tanaman kehilangan turgor, menyebabkan daun menjadi menggulung, mengkerut, atau berubah bentuk.
Tanaman yang terserang kutu daun sering menunjukkan pertumbuhan terhambat, karena nutrisi yang seharusnya berguna untuk pertumbuhan terhisap[ oleh kutu daun.
Pada serangan berat, kutu daun dapat menyebabkan bunga rontok atau buah muda gugur, mengakibatkan penurunan hasil panen.
Untuk mengendalikan hama kutu daun, petani dapat melaksanakan pengairan bertekanan tinggi pada daun, menggunakan perangkap hama.
Memakai musuh alami hama ini, merotasi tanaman dengan rutin dan aplikasi insektisida dengan memperhatikan dosisnya.
Kutu Kebul
Kutu kebul atau Bemisia tabaci merupakan serangga kecil yang menjadi hama penting pada berbagai tanaman, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun hias.
Ukuran hama kutu kebul sangat kecil, dengan panjang sekitar 1 – 2 mm. Tubuhnya berwarna kuning pucat dengan sayap putih yang dilapisi serbuk lilin.
Kutu kebul memiliki sayap cukup lebar untuk ukurannya yang kecil, dan sering terlihat menempel pada bagian bawah daun.
Hama kutu kebul mengalami metamorfosis sempurna dengan siklus hidup mulai dari telur, nimfa (larva), pupa, hingga dewasa.
Serangan hama kutu kebul akan menghisap cairan tanaman dari bagian daun, yang menyebabkan daun menguning, menggulung, atau mengerut.
Tanaman yang terserang kutu kebul sering mengalami pertumbuhan yang terhambat karena nutrisi yang diserap oleh serangga ini.
Salah satu masalah serius dari serangan kutu kebul adalah kemampuannya menyebarkan berbagai jenis virus tanaman, seperti virus kuning keriting.
Untuk mengendalikan hama kutu kebul, petani dapat menggunakan perangkap hama, memangkas daun tanaman yang terinfeksi.
Menggunakan musuh alami hama ini, merotasi tanaman dengan rutin, mengatur jarak tanam dengan baik dan aplikasi insektisida dengan dosis yang tepat.
Baca Juga : Bahan Aktif Lannate, Insektisida Yang Efektif Berantas Hama