Jual Harga Copcide 77 WP 1Kg Murah Bisa Menjaga Tanaman

harga fungisida copcide 77 wp, copcide 77 wp, manfaat fungisida copcide 77 wp, kegunaan fungisida copcide, Lmga Agro

Beberapa Penyakit Pada Tanaman Yang Mengganggu Perkembangannya

harga fungisida copcide 77 wp, copcide 77 wp, manfaat fungisida copcide 77 wp, kegunaan fungisida copcide, Lmga Agro
Jual Harga Copcide 77 WP 1Kg Terjangkau Dan Berkualitas Unggul | Lmga Agro

Dalam membudidayakan beberapa macam tanaman pada lahan pertanian, petani harus mengawasi adanya serangan penyakit berbahaya yang dapat terjadi sewaktu – waktu.

Penyakit berbahaya yang menyerang tanaman budidaya akan mampu mengganggu proses perkembangannya, bahkan dalam serangan yang parah dapat mengakibatkan tanaman mati.

Maka dari itu, petani harus mengawasi serangan penyakit berbahaya pada tanaman budidaya, yang dapat menghambat proses perkembangannya.

Berikut merupakan beberapa contoh penyakit pada tanaman budidaya, yang dapat mengganggu proses perkembangannya serta dapat terjadi kapan saja.

Antraknosa

Antraknosa adalah suatu penyakit yang terjadi akibat jamur yang menyerang berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, mangga serta lainnya.

Jamur yang umumnya menyebabkan antraknosa adalah dari genus Colletotrichum, seperti Colletotrichum gloeosporioides dan Colletotrichum capsici.

Penyakit ini sangat merugikan karena dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada bagian – bagian tanaman, terutama buah, daun, dan batang.

Gejala antraknosa adalah adanya bintik kecil dengan warna coklat atau hitam pada bagian daun, yang mengakibatkan daun menjadi kering serta rontok.

Daun yang terkena penyakit ini seringkali layu dan mati prematur, yang bisa mengurangi fotosintesis dan menurunkan hasil panen.

Selain menyerang pada daun, ada juga gejala antraknosa pada bagian lainnya, seperti luka atau bercak berwarna gelap pada batang atau buah.

Pada buah, sering terlihat bercak berwarna hitam atau coklat yang lembek.

Jamur penyebab antraknosa biasanya berkembang biak melalui spora yang tersebar melalui angin, air, serangga, atau kontak fisik dengan tanaman yang terinfeksi.

Kondisi lingkungan yang cukup lembab dan suhu hangat sangat mendukung proses perkembangan penyakit ini.

Spora jamur dapat bertahan pada sisa tanaman yang terinfeksi pada tanah, dan infeksi seringkali berawal dari sisa tanaman yang tertinggal.

Untuk mengendalikan penyakit antraknosa, petani perlu membersihkan bekas tanaman yang terinfeksi, melaksanakan praktek rotasi tanaman.

Menghindari proses pengairan yang berlebihan, memberikan jarak tanam yang ideal, memanfaatkan varietas tanaman yang tahan penyakit.

Aplikasi fungisida juga bisa petani lakukan untuk mengatasi penyakit antraknosa, dengan dosis dan cara pemakaian yang tepat.

Embun Tepung

Embun tepung atau powdery mildew, merupakan penyakit tanaman yang terjadi akibat berbagai jenis jamur dalam ordo Erysiphales.

Beberapa genus jamur yang umumnya menyebabkan penyakit embun tepung, meliputi Erysiphe, Podosphaera, Golovinomyces, serta Sphaerotheca.

Penyakit ini sering menyerang berbagai jenis tanaman hortikultura, tanaman hias, dan tanaman pangan seperti anggur, mawar, cucurbitaceae (misalnya, mentimun dan melon).

Gejala umum dari penyakit embun tepung adalah munculnya lapisan mirip tepung berwarna putih atau abu – abu pada permukaan daun, batang, bunga, dan buah.

Tanaman yang terinfeksi sering menunjukkan pertumbuhan yang terhambat, daun menguning, serta deformasi.

Daun yang terinfeksi cukup parah bisa menggulung, mengering, dan rontok lebih cepat.

Pada jenis tanaman buah dan bunga, infeksi bisa menyebabkan deformasi, retak, dan mengurangi kualitas serta hasil produksi.

Embun tepung umumnya dapat terjadi akibat jamur obligat yang hidup pada sekitar permukaan tanaman.

Jamur ini menghasilkan spora (konidia) yang disebarkan oleh angin, serangga, atau kontak langsung dengan tanaman yang terinfeksi.

Umumnya, jamur embun tepung tidak memerlukan kelembaban tinggi untuk berkembang, tetapi lebih suka kondisi hangat serta kering.

Cara pengendalian penyakit embun tepung, meliputi pemakaian varietas tanaman yang tahan penyakit, mengatur jarak tanam, menanam pada lahan yang kondisinya baik.

Mencegah kelembaban pada sekitar tanaman, dengan mempraktekkan sistem irigasi yang benar serta memakai fungisida dengan dosis yang sesuai.

Hawar Daun

Hawar daun adalah suatu penyakit tanaman yang umum dan merugikan, yang terjadi karena berbagai patogen seperti jamur, bakteri, dan virus.

Penyakit ini sering menyerang berbagai tanaman pangan dan hortikultura, termasuk padi, kentang, tomat, jagung, dan sayuran.

Jenis hawar daun yang terkenal, meliputi hawar daun bakteri (bacterial blight) serta hawar daun jamur (fungal blight).

Gejala penyakit hawar daun adalah, timbulnya bercak kecil yang berwarna coklat atau hitam dan akan membesar serta menyebabkan jaringan daun mati.

Daun tanaman budidaya yang telah terinfeksi sering akan menguning, layu dan mengering, sehingga proses fotosintesis tanaman akan berkurang.

Pada infeksi yang parah, gejala bisa meluas ke batang dan buah, yang akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

Hawar daun umumnya terjadi akibat jamur seperti Phytophthora infestans (hawar daun kentang serta tomat) dan Cochliobolus miyabeanus (hawar daun padi).

Jamur tersebut dapat menghasilkan spora yang tersebar oleh angin, air, dan serangga.

Bakteri seperti Xanthomonas dan Pseudomonas juga dapat menyebabkan penyakit hawar daun bakteri.

Bakteri ini masuk melalui luka atau stomata dan bisa menyebar melalui air, alat pertanian, dan beraneka jenis serangga.

Untuk mengendalikan penyakit hawar daun, petani bisa memakai varietas tanaman yang tahan penyakit, selalu menjaga kebersihan lahan pertanian.

Membuang bekas tanaman yang terinfeksi, merotasi tanaman secara rutin, menjaga kelembaban pada sekitar tanaman.

Aplikasi fungisida juga dapat petani laksanakan untuk mengatasi penyakit hawar daun, dengan dosis dan cara penggunaan yang harus tepat.

Baca Juga : Jual Fungisida Yg Baik Untuk Cabe Ampuh Basmi Penyakit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *