Panen Buah Pare
Pemanenan buah pare sebaiknya petani lakukan ketika buah masih belum terlalu matang atau belum terlalu tua.
Tanaman pare bisa petani panen ketika tanaman pare memasuki usia 55 hari setelah tanam di lahan pertanian milik petani.
Petani bisa panen setelah 10 – 14 hari setelah aplikasi fungisida khusus Pare sehingga residu akan hilang.
Panen buah pare bisa petani lakukan berkali-kali untuk merangsang pembentukan buah pare baru pada tanaman.
Dalam satu tanaman pare bisa menghasilkan panen pare mencapai 10 hingga 20 buah dengan ukuran seragam.
Atau dalam satu hektar lahan pertanian bisa menghasilkan panen buah pare sebanyak 10 hingga 15 ton.
Tingkat daya simpan buah pare tergantung varietas benih yang petani gunakan dan sebaiknya petani segera kirim ke pasar.
Atau bisa petani simpan dengan suhu 12 hingga 13 derajat celcius dengan tingkat kelembaban 85 hingga 90 %.
Penyimpanan dengan seperti itu bisa membuat pare bisa tahan dengan kualitas yang sama selama 2 hingga 3 minggu.
Baca Juga : Pare Opal F1 Cap Panah Merah Tahan Bulai Dan Bercak Daun
Hama Dan Penyakit Tanaman Pare Berpotensi Merugikan Petani
Untuk mendapatkan tanaman yang berkualitas dan produktif dalam budidaya tanaman pare petani perlu melakukan pengendalian hama dan penyakit.
Hal itu perlu petani lakukan karena hama dan penyakit merupakan kendala utama petani dalam melakukan kegiatan pertanian terutama budidaya tanaman.
Hama dan penyakit bisa merusak tanaman pare yang sedang petani budidayakan bahkan bisa membuat tanaman pare mati dan merugikan petani.
Dengan begitu petani perlu melakukan beberapa hal untuk mencegah dan mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang.
Berikut ini merupakan hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman pare dan berpotensi merugikan petani :
Ulat Grayak
Hama ulat grayak merupakan jenis hama paling besar yang bisa menyerang tanaman pare yang petani budidayakan di lahan pertanian.
Meski serangan hama ulat grayak tidak sebanyak pada tanaman jambu biji atau alpukat, akan tetapi ulat grayak berpotensi merusak tanaman pare.
Ulat grayak akan merusak tanaman pare dengan cara memakan daun tanaman pada malam hari dan akan bersembunyi pada siang hari.
Apabila serangan hama ulat grayak semakin berat maka bisa mengakibatkan daun tanaman pare habis dimakan ulat grayak.
Untuk memberantas hama ulat grayak petani bisa membasmi telur ulat grayak dengan menggunakan pestisida khusus pare.
Kepik
Leptoglossus australis atau kepik akan menyerang tanaman pare dan mengakibatkan kualitas panen buah pare menjadi menurun.
Kualitas panen buah pare menurun mulai dari tekstur buah yang rusak akibat termakan oleh kepik dan sari buah menurun.
Bekas serangan hama kepik juga bisa dengan mudah ditumbuhi oleh cendawan yang bisa menyebabkan busuk pada buah pare.
Pestisida khusus pare bisa petani gunakan untuk melakukan pengendalian hama kepik dalam budidaya tanaman pare.
Lembing
Hama lembing atau Epilachma Sparsa akan menyerang tanaman pare pada bagian daun bahkan hanya bisa menyisakan tulang daun.
Itu semua akan mengakibatkan daun tanaman pare menjadi kering dan berubah warna daun menjadi coklat.
Hal itu juga berakibat menurunnya produktivitas tanaman pare dan hasil panen buah pare bisa menurun sehingga bisa merugikan petani.
Pengendalian hama lembing petani bisa melakukan rotasi tanaman, pembasmian telur, dan menggunakan pestisida khusus pare.
Antraknosa
Penyakit antraknosa merupakan salah satu penyakit yang bisa menyerang tanaman pare pada bagian buah dan juga batang.
Jika menyerang pada bagian daun maka akan mengakibatkan munculnya noda hitam dan juga bisa membuat daun berwarna hijau tua.
Selain daun berubah warna menjadi hijau tua, antraknosa akan menyebabkan noda hitam menyeluruh pada bagian daun.
Penyakit antraknosa akan semakin menjadi ketika memasuki musim penghujan karena antraknosa merupakan akibat serangan cendawan Colletotrichum sp.
Untuk mengatasi penyakit antraknosa petani bisa melakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida khusus pare dengan dosis sesuai.