BENIH TIMUN WARRIOR F1 TAHAN VIRUS HASIL TINGGI

  • Benih Timun Warrior F1 tergolong varietas hibrida dengan penampang batang berbentuk segilima,diameter  ± 1,3cm,berwarna kuning kehijauan. Untuk daunnya berwarna hijau tua berbentuk triangular dengan panjang  ± 14cm, lebar ± 18cm. Untuk bunga jantannya berbentuk segilima bintang berwarna kuning kehijauan  sedang bunga betinanya menyerupai terompet dengan warna kuning. Untuk umur mulai berbunganya  ± 31 hari setelah tanam.
  • Benih Timun Warrior F1 cocok dibudidayakan didaerah dataran rendah. Pertumbuhannya yang seragam dan kuat. Hampir disetiap ruas muncul calon buah. Sudah tahan virus ( Gemini Virus ).
  • Untuk bentuk buah silindris dengan panjang kisaran 20-23 cm, diameter buah mencapai 4-5 cm, berwarna hijau dengan terdapat garis-garis hijau agak gelap. Untuk rasanya tidak pahit pada pangkal buah, berat per buah kisaran 220-270 gram. Per tanaman bisa menghasilkan 4-7 buah dengan total berat ± 3kg. Untuk potensi hasil tinggi mencapai  25-60 ton/ha. Kebutuhan benih mencapai 750-800  gram/ha dengan populasi tanaman 25000 tanaman/ha. Jarak tanam yang dianjurkan 60×50 cm.
  • Umur panen untuk budidaya benih Timun Warrior F1 ini sekitar 36-39 hari setelah tanam atau ± 33 hari setelah pindah tanam. Untuk penyimpanan disarankan pada suhu 20-25 derajat celcius dalam kurun waktu 6-7hari.
  • Benih Timun Warrior F1 merupakan salah satu produk yang direferensikan untuk kategori buah timun dari Cap Kapal Terbang. Beberapa keunggulan yang sudah dituang dalam deskripsi diatas bisa menjadi pertimbangan untuk peningkatan budidayanya.
BACA JUGA : Budidaya Timun Benih Hibrida Buah Tidak Pahit
Budidaya Timun Warrior F1

Untuk menambah informasi seputar cara budidaya benih Timun Warrior F1 kita coba sertakan juga ulasan singkat mengenai cara budidaya dan kendala hama penyakit yang mungkin menyerang tanaman timun. Benih mentimun Warrior F1 mendapatkan perlakuan sama seperti pada umumnya budidaya timun jenis varietas lainnya pada saat pra tanam,masa tanam hingga masa panen. Tentunya harus benar-benar dilakukan perawatan dan pemeliharaan pada saat masa tanam. Apabila terjadi gejala serangan hama penyakit harus segera dilakukan penanganan dengan penggunaan pestisida sesuai aturan dan keperluan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *