Pengolahan Lahan Dan Penanaman
Cangkul atau bajak lahan sedalam 30-50 cm, sehingga tanah menjadi gembur. Buat bedengan tinggi 30 cm dengan panjang sesuai lahan atau kebutuhan tanam dan jarak antar bedengan sekitar 60 cm.
Untuk saluran irigasi dibuat baik untuk menghindari genangan yang mengenai tanaman.
Petani membutuhkan kadar pH tanah 6 – 7 apabila kurang maka perlu menambahkan kapur sesuai takaran ( bisa mencapai 2 – 4 ton kapur tergantung pH awal ) dan campurkan pada saat pencangkulan atau pembajakan tanah. Pasang mulsa plastik untuk menutup bedengan.
Lebih baik pada siang hari pada saat panas. Kegunaan mulsa untuk menjaga dari erosi, menjaga kelembaban, menjaga dari gulma dan bisa sebagai pemutus rantai hama dan penyakit.
Kemudian lubangi mulsa yang sudah terpasang pada bedengan tadi dengan pelubang mulsa 2 jalur dengan jarak 50 cm x 60 cm dan lubang tanah petani buat tidak sejajar lurus melainkan zig-zag. Dengan sudut zig-zag 30-45 derajat dari lubang pertama. Kedalaman lubang 10 cm.
Baca Juga : Strategi pengolahan Tanah Di Musim Hujan
Budidaya Benih Cabai Berangkai Shypoon
Pemeliharaan Dan Perawatan
Pengaplikasian agen hayati, bio antagonis, bio dekompesor, bio katalisator, menguatkan daya tahan terhadap HPT/Organisme Penggangu Tanaman (OPT) dan lingkungan yang kurang mendukung.
Selain pupuk dasar pada awal petani memerlukan penggunaan pupuk susulan. Bisa petani berikan npk 1 sendok tiap lubang, pupuk organik cair dengan cara petani semprotkan pada daun pada masa pertumbuhan.
Selain itu, petani membutuhkan sekitar 4 kg/tanaman pupuk organik atau pupuk kandang pada saat tanaman sudah berbuah. Gejala kurang pupuk pada budidaya cabe rawit sifon tunasnya berkembang agak lambat karena nutrisi terbagi antara pembentukan buah yang lebat dan pertumbuhan tunas.
Penyiraman petani lakukan pada saat terik pagi dan sore tidak pada saat siang hari. Proses pemangkasan petani lakukan pada hari 20 setelah tanam untuk tunas yang ada di ketiak daun.
Pengendalian terhadap hama dan penyakit bisa digunakan pestisida sesuai keperluan dengan mengamati terlebih dahulu penyakit yang menyerangnya. Baik dari gangguan gulma, jamur maupun bakteri.
Baca Juga : Resep Pupuk Tanaman Cabai Hasil Tinggi, Bebas Virus Dan Layu
Proses Panen
Umur panen mencapai 85 hari setelah proses tanam. Tentunya juga bisa dilakukan beberapa kali panen tergantung jenis varietasnya dan faktor lainnya seperti kondisi lahan, perawatan dan pemeliharaannya serta iklim.
Pemanenan bisa dilakukan dalam periode 3-5 hari sekali. Demikian deskripsi singkat mengenai benih cabai Shypoon dan teknik sederhana sesuai kaidah yang benar mengenai budidaya tanaman cabai.
Harapan kami deskripsi ini bisa membantu menambah informasi mengenai cabai berangkai shypoon.