LABU MADU (BUTTERNUT SQUASH) PEACOCK F1, BUAH MANIS DAN LEMBUT

POTENSI KEUNTUNGAN BUDIDAYA LABU MADU

Labu madu (Butternut Squash) masih belum banyak kita jumpai pada pasar-pasar buah maupun lahan-lahan petani. Tak hanya masyarakat, para petani pun masih belum familiar dengan jenis labu ini.  Hanya terdapat sebagian daerah saja pada Pulau Jawa dan Sumatra yang mulai membudidayakan labu ini secara ekslusif.

Daerah-daerah tersebut antara lain Cianjur (Jawa Barat), Pekanbaru (Riau), Bojonegoro (Jawa Timur) dan Lampung. Seiring berjalannya waktu daerah budidaya labu madu tersebut mulai meluas ke daerah Kampar (Riau), Palembang (Sumatra Selatan), serta Pidie (Nanggroe Aceh Darrusalam).

Budidaya Butternut Squash ini berpeluang besar untuk menghasilkan keuntungan menjanjikan. Bagaimana tidak pangsa pasarnya hingga saat ini masih untuk kelas eksekutif seperti restoran dan hotel-hotel berbintang pada kota-kota besar.

Maka tak heran jikalau harga Butternut Squash ini cukup fantastis mencapai Rp 50-70 ribu/kg pada tingkat petani dan Rp 100-130 ribu/kg pada pasaran. Potensi hasil tanaman ini pun juga cukup tinggi mencapai 10 kg/tanaman. Jadi bisa kita bayangkan kan berapa keuntungan petani Butternut Squash dalam satu kali masa panen? Cukup menarik dan menggiurkan bukan?

Padahal teknik budidaya labu madu ini tergolong mudah dan hampir sama seperti labu-labu pada umumnya. Tidak terlalu rumit, cukup dengan teknik yang sederhana saja tanaman sudah dapat tumbuh dengan baik. Tanaman labu madu membutuhkan para-para atau tralis sebagai tempat perambatannya sekaligus untuk menyangga buahnya supaya buahnya berkualitas bagus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *