Tanaman tomat memerlukan curah hujan antara 100 hingga 220 mm/hujan dengan ketinggian tempat optimal 100-1000 mdpl. Intensitas sinar matahari berkisar antara 10 hingga 12 jam per hari.
Rahasia Tomat Hibrida Hasil Melimpah Dan Cara Budidaya Terbaru
Pelaksanaan Budidaya Tomat Hibrida
Persiapan Lahan Budidaya Tanaman Tomat
- Pembajakan dan penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm.
- Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5.
- Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP.
- Lakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar taburan pupuk yang bercampur dengan tanah.
- Persiapan selanjutnya dengan pemasangan mulsa PHP.
- Pembuatan lubang tanamdengan jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm x 60 cm. Sedangkan musim penghujan bisa lebih lebar 70 cm x 70 cm.
- Kemudian lakukan pemasangan ajir. Anjuran pemasangan ajir dengan sistem ajir tegak supaya kelembaban tanaman tomat terjaga. Masing – masing ajir terhubungkan gelagar agar serangkaian ajir tersebut menjadi kuat. Ajir paling pinggir dan setiap 4 ajir pasangi ajir penguat membentuk sudut ± 45°.
Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Tomat Hibrida
- Persiapkan media untuk persemaian. Media semai terdiri dari campuran komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Masukkan media campuran ke dalam polibag semai.
- Sebelum melakukan penyemaian benih, sebaiknya benih rendam dulu dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif simokanil atau metalaksil.
- Dengan dosis ½ dosis terendah sesuai anjuran pada kemasan selama ± 6 jam, baru kemudian semai benih pada media.
- Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan media tutup dengan kain goni (bisa menggunakan mulsa PHP), jaga dalam keadaan lembab.
- Lakukan pembukaan penutup permukaan media semai apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian sungkupi benih menggunakan plastik transparan.
- Pembukaan sungkup mulai jam 07.00 – 09.00, buka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus buka secara penuh untuk penguatan tanaman.
- Penyiraman jangan terlalu basah, lakukan setiap pagi. Penyemprotan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid, lakukan umur 10 hss (hari setelah semai) dengan dosis ½ dosis terendah. Bibit berdaun sejati 4 helai siap untuk pindah tanam ke lahan tanam.
Pemeliharaan Tanaman Pada Budidaya Tomat Hibrida
1. Penyulaman Budidaya Tomat Hibrida
- Penyulaman budidaya tomat melakukannya sampai umur tanaman tomat 2 minggu. Apabila masih terus menyulam Tanaman tomat yang sudah terlalu tua, dapat mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Juga berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.
2. Perempelan dan Pengikatan Tanaman Pada Budidaya Tomat Hibrida
- Lakukan Perempelan tunas samping tanaman tomat sampai pembentukan cabang, baik cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya atas cabang utama. Jadi, pada atas cabang utama, pelihara cabang adalah cabang-cabang produktif.
- Untuk semua tunas yang keluar pada ketiak daun lakukan Perempelan tunas samping, baik pada bawah cabang utama maupun bawah cabang-cabang produktif.
- Perempelan tunas pada bawah cabang utama bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tomat tumbuh kekar.
- Selain itu juga menjaga kelembaban tanaman tomat saat tanaman sudah dewasa. Sedangkan perempelan tunas pada bawah cabang-cabang produktif bertujuan menjaga kelembaban tanaman tomat dan mengoptimalkan produksi.
- Perempelan daun tanaman tomat pada bawah cabang utama perlakuannya saat tajuk tanaman tomat telah menutupi seluruh daun bagian bawah.
- Saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru hama penyakit tanaman sangat menyenanginya. Lakukan juga Perempelan daun bagi daun tua/terserang penyakit.
3. Sanitasi Lahan dan Pengairan Pada Budidaya Tomat Hibrida
- Sanitasi lahan pada budidaya tomat meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, pemangkasan daun serta pencabutan tanaman tomat terserang hama penyakit.
- Pengairan berikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.
4. Pemupukan Susulan Pada Budidaya Tomat Hibrida
- Berikan Pupuk akar dengan cara pengocoran pada umur 15 hst, 25 hst dan 35 hst dengan dosis 3 kg NPK 16-16-16 larutkan dalam 200 lt air, untuk 1.000 tanaman, tiap tanaman tomat berikan 200 ml ( Gelas Aqua ).
- Pemberian Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi pada umur 7 hst dan 24 hst, sedangkan berikan pupuk daun kandungan Phospat, kalium dan mikro tinggi umur 20 hst, 30 hst dan 45 hst. Dosis/konsentrasi penyemprotan sesuai petunjuk pada kemasan.
Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Tomat Hibrida
Hama Tanaman Tomat
1. Ulat Tanah
- Ulat tanah tanaman tomat adalah Agrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman tomat pada malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi dalam tanah atau pada balik mulsa PHP.
- Ulat tanah menyerang batang tanaman muda dengan cara memotongnya, sehingga sering diberi nama ulat pemotong.
- Cara pengendaliannya dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.
2. Ulat Grayak
- Ulat grayak tanaman tomat adalah Spodoptera litura. Hewan Ulat grayak menyerang daun tanaman tomat bersama-sama dalam jumlah sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang pada malam hari dengan cara memakan daun dan buah tomat.
- Gejala pada daun berupa bercak-bercak putih berlubang, sedangkan buahnya tandanya ada lubang tidak beraturan pada setiap permukaan buah.
- Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
3. Ulat Buah
- Ulat buah tanaman tomat adalah Heliotis armigera. Bagian tubuh hama ini terselimuti kutil.
- Ulat menyerang tanaman tomat dengan cara mengebor buah sambil memakannya sehingga buah terserang berlubang.
- Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
4. Kutu Daun
- Kutu daun tanaman tomat adalah Myzus persiceae. Hewan kutu menghisap cairan tanaman tomat terutama daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut.
- Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting akhirnya tanaman tomat menjadi kerdil.
- Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.
5. Kutu Kebul
- Kutu kebul tanaman tomat adalah Bemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap dan tubuhnya terselimuti serbuk putih seperti lilin.
- Hama kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun tanaman tomat sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak.
- Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.
6. Lalat Buah
- Lalat buah tanaman tomat adalah Dacus dorsalis. Untuk Lalat betina dewasa menyerang buah tomat dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah tomat, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah tomat sehingga buah tomat menjadi busuk.
- Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat Yellow Trap (sexpheromone), caranya : metil eugenol masukkan pada botol aqua, yang terikat pada bambu dengan posisi horisontal.
- Atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya lalat sukai (misal nangka, timun) yang bercampur insektisida berbahan aktif metomil.
- Selain itu, dapat dengan melakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.
7. Nematoda
- Nematoda tanaman tomat adalah Meloidogyne incognita. Serangan nematoda tandanya muncul bintil-bintil pada akar.
- Hama nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman tomat.
- Bekas gigitan cacing akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar.
- Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1 gram pada lubang tanam.
Penyakit Tanaman Tomat Hibrida
1. Rebah Semai
- Rebah semai tanaman tomat adalah Pythium debarianum. Penyakit Rebah semai biasa menyerang tanaman tomat pada fase pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam.
- Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf atau dengan Fungisida ARASHI. Dosis ½ dosis terendah yang tertera pada kemasan.
2. Layu Bakteri
- Bakteri penyebab layu tanaman tomat adalah Pseudomonas sp. Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, tanaman tomat terserang mengalami kelayuan daun, awalnya dari daun-daun muda.
- Upaya pengendalian antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman tomat terserang, melakukan penggiliran tanaman.
- Lakukan penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.
- Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 20 hst dan 35 hst lakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh ARASHI dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.
3. Layu Fusarium
- Cendawan penyebab layu tanaman tomat adalah Fusarium oxysporum.Tanaman tomat terserang mengalami kelayuan mulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning.
- Upaya pengendaliannya dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman tomat terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil hingga propamokarb hidroklorida.
- Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan, umur 20 hst dan 35 hst.
- Lakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.
4. Busuk Phytopthora
- Penyakit busuk tanaman tomat adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini dapat menggagalkan budidaya tomat karena menyerang semua bagian tanaman. Batang terserang tandanya ada bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan.
- Serangan serius menyebabkan tanaman tomat layu. Daun tomat terserang seperti tersiram air panas. Buah terserang tandanya ada bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak.
- Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh penggunaan bahan aktif seperti metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf.
- Dan fungisida kontak, contoh penggunaan bahan aktif seperti tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
5. Bercak Bakteri
- Bercak bakteri tanaman tomat adalah bakteri Xanthomonas vesicatoria, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Tanda serangan dengan adanya bercak berwarna gelap mengkilap.
- Pengendalian kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.
6. Bercak Daun Septoria
- Penyakit ini penyebabnya oleh serangan cendawan Septoria lycopersici. Cendawan menyerang semua fase pertumbuhan.
- Gejala serangan berupa bercak-bercak berwarna coklat yang akhirnya berubah keabu-abuan pada permukaan daun bagian bawah, tepi daun berwarna hitam.
- Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh penggunaan bahan aktif seperti benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol hingga tebukonazol.
- Dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin serta mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.
7. Lunak Bakteri
- Penyakit ini penyebabnya oleh serangan bakteri Erwinia carotovora. Serangan pada daun tandanya adanya bercak berair serta perubahan warna daun menjadi kecoklatan, terutama daun segar. Serangan pada batang menyebabkan tanaman tomat roboh.
- Pengendalian kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin hingga menggunakan oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan.
8. Virus
- Virus merupakan penyakit yang paling banyak menggagalkan budidaya tomat. Jenis Virus tanaman tomat antaranya ToMV, PVX, TMV dan CMV.
- Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau.
- Penanda gejala serangan umumnya adalah pertumbuhan tanaman tomat mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan.
- Sampai saat ini kita masih belum menemukan penangkal penyakit virus. Penularan penyakit virus dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular.
- Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus antaranya thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat perempelan.
- Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman tomat terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman tomat.
Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Tomat Hibrida
- Pengendalian hama ulat tanah dan nematoda perlakuannya secara bersamaan. Dengan cukup satu kali pemberian insektisida yaitu 1 gram per lubang tanam.
- Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, lalat buah hingga penyakit menggunakan pestisida, perlakuannya harus berseling.
- Atau penggantian bahan aktif yang tertera pada atas untuk setiap melakukan penyemprotan. Jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut.
One Comment on “Rahasia Tomat Hibrida Hasil Melimpah Dan Cara Budidaya Terbaru”