Pertanian Modern Tingkatkan Keuntungan Usaha Budidaya Tanaman

pertanian,pertanian modern,budidaya tanaman,petani,modernisasi,era digital,lmga agro

Kerajaan Romawi

Pertanian pada zaman romawi berkembang dengan berdasarkan praktik pertanian dari bangsa sebelumnya, yaitu sumeria. Bangsa romawi sebagai bangsa dan peradaban yang besar memanfaatkan pertanian untuk mengembangkan sektor perdagangan dan kegiatan ekspor ke wilayah lain.

Lahan pertanian sebagai lokasi usaha tani seperti budidaya tanaman pada masa romawi terbagi menjadi 3 kategori berbeda. Kategori ini membagi lahan pertanian berdasarkan ukuran, mulai dari lahan ukuran kecil, lahan ukuran sedang, hingga lahan ukuran besar. Lahan kecil berukuran 18-88 iugera, lahan sedang berukuran 80-500 iugera, dan lahan besar berukuran lebih dari 500 iugera.

Pengelolaan sistem pertanian pada masa kerajaan romawi langsung oleh pemilik lahan dan memanfaatkan budak pekerja yang terpantau oleh pengawas budak. Sistem bagi hasil antara pemilik lahan dan penyewa lahan menjadi sistem yang menguntungkan pada masa kerajaan romawi.

Pertanian pada masa kerajaan romawi mampu menghasilkan beberapa komoditas pangan unggulan dari beberapa provinsi seperti serealia dan zaitun. Setiap provinsi memiliki spesialisasi tersendiri sehingga bisa saling mensuplai antar daerah dan menjaga stok bahan pangan tetap tersedia.

China

Perkembangan sektor pertanian China sudah tercatat dalam sejarah sejak tahun 481 SM hingga 220 SM. Pada rentang tahun tersebut China sudah mempraktekkan pertanian dengan memiliki sistem lumbung nasional dan praktik serikultur atau budidaya ulat sutra. Perkembangan sektor pertanian oleh China juga berdampak positif terhadap sektor lain seperti perdagangan dan pemanfaatan hasil pertanian untuk kuliner.

Perkembangan pertanian wilayah China menunjukkan progress yang cukup mengesankan karena mampu menghasilkan pompa rantai pada abad 1 M. Pompa rantai yang bergerak dengan memanfaatkan aliran air maupun hewan ini sangat bermanfaat bagi kebutuhan pengairan lahan pertanian dan kebutuhan air masyarakat.

Indus

Perkembangan pertanian daerah Indus bisa terlihat dari berkembangnya sistem irigasi yang menopang usaha pertanian sekitar 4500 SM. Berkembangnya sistem irigasi pada lahan pertanian seiring waktu menciptakan inovasi baru, yaitu pembajakan lahan dengan hewan pada tahun 2500 SM.

Pertanian pada daerah ini memiliki perkembangan yang cukup cepat dan terstruktur, mulai dari domestikasi hewan ternak seperti kambing dan sapi. Selain itu, praktek pertanian untuk menghasilkan bahan pangan sudah mulai terlihat seperti perontokan, penanaman sistem baris, dan sistem lumbung.

Amerika Selatan

Pertanian Amerika Selatan telah mengalami banyak perkembangan seperti budidaya tanaman kentang sejak 5000 tahun yang lalu. Selain itu, perkembangan pertanian kawasan Amerika Selatan terbukti dari beberapa peternakan hewan, seperti llama dan alpaca.

Kawasan Amerika Selatan khususnya daerah sekitar Andes telah mengalami perkembangan pertanian yang cukup pesat hingga mampu memahami peran lingkungan. Bangsa Inca telah memahami peran penting dari cuaca dan tanah bagi kelangsungan usaha pertanian seperti budidaya tanaman. Selain itu, penggunaan adaptasi teknologi berguna untuk memungkinkan produksi hasil pertanian dari berbagai tempat, seperti pantai, gunung, dan hutan.

Baca Juga : Pentingnya Digitalisasi Pertanian Di Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *