Budidaya Cabe Laba Panah Merah, Tanaman Terhindar Mati Layu

Juli 22, 2015 04:11

Faktor Internal Pemilihan Benih Cabe

Pada kesempatan ini saya akan sedikit mengulas tentang faktor internal yang berkaitan dengan pemilihan varietas benih cabe yang akan kita tanam.

Karakter cabe yang akan kita tanam harus kita pahami, baik itu yang sifatnya positif maupun negatif.

Sehingga kita bisa menyiapkan dan menutupi kelemahan cabe tersebut dengan pola juga kultur budidaya yang benar.

Pola budidaya dan kultur budidaya ini akan semakin memperkecil tingkat resiko selama tanaman kita pelihara, terutama berkaitan dengan serangan hama dan penyakit.

Varietas tanaman cabe yang akan kita bahas kali ini adalah benih tanaman cabe dengan jenis keriting, cabe merah juga tipe ramping.

Cabe ini termasuk varietas baru yang baru trial dan pengenalan kepada petani pada tahun 2015.

Cabe Laba F1 Benih Unggulan Panah Merah

Varietas tanaman cabe tersebut adalah Cabe Hibrida (F1) LABA atau petani sering memberi istilah dengan nama “LADO BARU“.

Produk ini hasil produksi oleh perusahaan benih nasional Indonesia yaitu PT East West Seed Idonesia (Panah Merah).

Pengambilan istilah ini sebenarnya hanya strategi marketing untuk mendongkrak serta mempercepat penetrasi pasar cabe merah keriting Laba pada petani.

Yaitu menggunakan brand cabe pendahulunya Lado F1 yang namanya cukup melegenda pada masyarakat petani Indonesia.

Namun demikian penulis yakin bahwa cabe merah keriting hibrida Laba produk Cap Panah Merah ini akan dengan cepat pasar bisa menerimanya.

Karena memiliki banyak keunggulan yang sifatnya berbeda nyata dari cabe Panah Merah pendahulunya, maupun cabe produk kompetitor yang sudah ada dan petani budidayakan.

Keunggulan yang cabe merah keriting varietas hibrida (F1) Laba (LADO BARU) Cap Panah Merah miliki tersebut yaitu terletak pada tanaman yang tahan terhadap serangan Layu.

Penyakit layu selama ini menjadi penyakit yang sangat menakutkan bagi petani karena menyebabkan tanaman mati hingga gagal panen.

Akibat serangan layu yang parah, kematian tanaman bisa mencapai 70 % apabila kita tidak tahu cara pengendaliannya.