Jual Harga Confidor Extra 350 SC Murah Ampuh Menumpas Hama

Contoh Hama Tanaman Yang Akan Menghambat Fase Pertumbuhannya

Hama berbahaya yang menyerang ke tanaman budidaya bisa berdampak terhadap masa pertumbuhan tanaman, yang biasanya akan menjadi terganggu serta terhambat.

Dengan fase pertumbuhan tanaman budidaya yang terhambat dan terganggu, akan berefek terhadap produksi panen yang menurun signifikan serta kualitasnya menjadi jelek.

Oleh sebab itu, petani harus memperhatikan adanya serangan dari beberapa jenis hama berbahaya pada tanaman, agar dapat memberantasnya segera.

Apabila petani segera membasmi hama berbahaya yang menyerang tanaman, kondisinya akan cenderung aman, sehingga tanaman bisa tumbuh sehat serta menghasilkan panen melimpah.

Pada bawah ini merupakan beberapa contoh hama tanaman, yang akan menghambat masa pertumbuhannya serta bisa menyerang selama budidaya.

Myzus Persicae

Myzus persicae atau terkenal sebagai kutu daun persik, adalah serangga hama yang sering menyerang berbagai tanaman hortikultura.

Serangga ini menjadi hama utama karena cepat berkembang biak dan memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap pestisida.

Kutu ini berukuran kecil, biasanya kurang dari 2 mm, dengan warna tubuh hijau muda, kuning, atau merah muda, tergantung spesies dan lingkungan.

Mereka memiliki siklus hidup yang cepat, bahkan bisa bereproduksi tanpa melalui proses perkawinan (partenogenesis). Terutama saat musim panas atau pada lingkungan hangat.

Myzus persicae dapat berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain dengan bantuan angin atau melekat pada alat pertanian.

Ketika musim dingin, mereka biasanya bertahan dalam bentuk telur pada tanaman inang utama seperti pohon persik.

Akan tetapi pada musim panas mereka juga mampu untuk menyerang berbagai tanaman inang sekunder.

Myzus persicae mampu untuk merusak tanaman dengan cara menghisap cairan dari dalam jaringan tanaman.

Hal ini mengakibatkan tanaman kehilangan nutrisi penting, mengurangi fotosintesis, menyebabkan daun menguning, menggulung, atau keriting.

Selain kerusakan langsung, kutu daun ini adalah vektor utama untuk beberapa virus tanaman berbahaya, seperti virus mosaik kentang dan virus keriting daun cabai.

Untuk mengendalikan hama Myzus persicae, petani bisa merotasi tanaman dengan rutin, membersihkan gulma secara rutin.

Memanfaatkan musuh alami hama ini, menanam tanaman penutup dan aplikasi insektisida dengan mengawasi dosis pemakaian dengan tepat.

Nilaparvata Lugens

Nilaparvata lugens atau wereng coklat merupakan hama utama tanaman padi yang terkenal luas pada kawasan Asia.

Hama ini mampu untuk merusak tanaman dengan cara menghisap cairan dari batang dan pembuluh tanaman.

Serangan tersebut akan menyebabkan berkurangnya vitalitas tanaman dan mengakibatkan kematian pada serangan parah.

Ukuran hama wereng coklat lumayan kecil, yaitu panjangnya sekitar 3 – 4 mm, yang berwarna coklat gelap.

Hama ini biasanya memiliki dua jenis sayap: yang bersayap panjang (makroptera) dan bersayap pendek (brachyptera).

Siklus hidup dari hama wereng coklat akan bermula dari tahap telur, nimfa, sampai dewasa.

Telur biasanya akan terletak pada bagian dalam jaringan daun atau batang, dan nimfa berkembang dalam beberapa tahap sebelum menjadi dewasa.

Dalam kondisi lingkungan hangat dan lembab, wereng coklat dapat berkembang biak dengan cepat, dengan beberapa generasi dalam satu musim tanam.

Hama ini dapat berpindah jarak jauh dengan bantuan angin atau bahkan melalui pergerakan manusia dan alat pertanian.

Nilaparvata lugens mengisap cairan dari batang padi, yang mengakibatkan tanaman mengalami kekurangan air dan nutrisi.

Kerusakan ini menyebabkan gejala yang terkenal sebagai “hopperburn,” yaitu daun yang menguning, mengering, dan akhirnya mati.

Tanaman yang terkena serangan parah akan layu dan mati, sehingga mengurangi hasil panen dengan drastis.

Untuk mengendalikan hama Nilaparvata lugens, petani bisa menanam varietas tanaman yang tahan hama, mengelola pengairan dengan baik.

Menggunakan musuh alami hama ini, serta memanfaatkan insektisida, dengan memperhatikan dosis dan cara penggunaan yang tepat.

Oxya Sp.

Oxya sp. adalah genus belalang yang menjadi hama penting tanaman padi dan beberapa tanaman lain pada kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Belalang ini menyerang tanaman dengan memakan daun dan batang, mengakibatkan kerusakan langsung yang berdampak pada fotosintesis serta pertumbuhan tanaman.

Warna tubuh dari hama Oxya sp. bervariasi, tergantung spesies serta lingkungan lahan tanam. Biasanya warnanya adalah hijau atau coklat.

Belalang ini memiliki siklus hidup yang khas, bermula dari telur yang akan berada pada permukaan daun atau batang.

Kemudian, telur tersebut mampu untuk menetas menjadi nimfa, hingga akhirnya berkembang menjadi belalang dewasa.

Proses perkembangan dari telur ke dewasa ini memakan waktu beberapa minggu hingga bulan, tergantung pada kondisi lingkungan.

Oxya sp. dapat berpindah ke area yang luas dengan kemampuan terbangnya, dan populasi belalang ini dapat meningkat pesat saat musim hujan.

Belalang Oxya sp. mampu untuk memakan daun serta beberapa bagian hijau tanaman, terutama pada tanaman padi.

Hal ini mengurangi luas area daun yang dapat melakukan fotosintesis, sehingga menurunkan kemampuan tanaman untuk menghasilkan energi dan memperlambat pertumbuhan.

Kerusakan ini bisa menyebabkan pengurangan hasil panen, terutama jika serangan terjadi pada fase vegetatif tanaman.

Untuk mengendalikan hama belalang Oxya sp., petani bisa mengelola habitat tanaman secara tepat, menggunakan musuh alami hama ini.

Membersihkan gulma dengan rutin serta mengaplikasikan insektisida dengan mengawasi dosis serta cara penggunaan dengan tepat.

Baca Juga : Jual Insektisida Virtako Untuk Padi Ampuh Basmi Hama Tanaman